Kedutaan besar dari berbagai negara mengikuti lomba masak oleh Perkumpulan Penyelenggara Jasaboga Indonesia (PPJI) dan Asosiasi Pengusaha Jasa Boga Indonesia (APJI) dalam ajang Trade Expo Indonesia (TEI) ke-34 di ICE BSD, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.Tim dari masing-masing Kedubes diminta untuk berlomba memasak nasi goreng
"Tim dari masing-masing Kedubes diminta untuk berlomba memasak nasi goreng," kata Ketua Umum APJI, Irwan Iden Gobel di ICE BSD Kabupaten Tangerang, Senin.
Irwan mengatakan kegiatan yang dinamakan Embassy Cooking Competition Indonesian Cuisine ini, bertujuan membangun persahabatan di antara Indonesia dan sejumlah negara lainnya dalam kerangka (format) kuliner.
“Komposisi penilaian 20 persen untuk penyajian makanan, penilaian rasa makanan 50 persen serta kreativitas dan variasi (hiasan) pada makanan 30 persen yang akan dinilai oleh dewan juri terdiri dari Chef Ari Galih dan Chef Sabir dari PPJI," kata Irwan.
Baca juga: Istri Ganjar Pranowo juara memasak rendang antar istri gubernur
Kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan Electric PPJI Food Festival juga ditujukan untuk menyosialisasikan penggunaan kompor listrik (induksi) di Indonesia.
Terkait hal itu Komisioner (Konselor) Dagang Malaysia External Trade Development Corporation (Matrade) atau Kantor Dagang pada Kedutaan Besar Malaysia di Indonesia – Har Man Ahmad, dirinya mendukung penggunaan kompor listrik (induksi) pada acara kompetisi memasak Embassy Cooking Competition Indonesian Cuisine tersebut.
"Kalau di Malaysia, lebih banyak yang menggunakan kompor listrik – induksi dibanding menggunakan kompor gas," ujar dia.
"Namun menggunakan kompor listrik (induksi) sedikit berbeda feel-nya dengan apabila menggunakan kompor gas. Jika menggunakan kompor listrik, harus lebih waspada, sebab jika agak terlalu lama proses memasaknya, masakan menjadi ‘matang terbakar,’ sehingga mempengaruhi hasil masakan," kata Har Man Ahmad.
Baca juga: "Sleman Night Cooking Festival" di Prambanan digelar 28 Juli
Hal senada disampaikan Sekretaris Kedua dari Kedutaan Besar Rusia di Jakarta, Nikita Ivanov menyatakan, dirinya juga mendukung penggunaan kompor listrik –induksi.
Namun demikian mengingat di sekitar perumahan Kedubes Rusia yang tersedia baru kompor gas, maka dirinya menyatakan, apabila harus berpindah menggunakan kompor listrik, dirinya pasti mendukung perubahan tersebut.
“Apalagi saat ini sebagian besar penduduk di Rusia juga sudah banyak yang menggunakan kompor listrik – induksi. Namun demikian masih banyak juga yang menggunakan kompor gas," kata Nikita yang orang tuanya masih kerap datang ke Indonesia, serta secara khusus menonton Festival Indonesia di Rusia.
Penyuka masakan nasi goreng dan gado-gado yang sudah 11 tahun tinggal di Indonesia ini juga mengatakan, dirinya secara khusus membawa bumbu khusus dari Rusia.
Baca juga: "Sleman Night Cooking Festival" di Prambanan digelar 28 Juli
Pemenang kompetisi lainnya, Christopher (Chris) Agass selaku tim ekonomi kantor Kedutaan Besar Inggris di Jakarta, mengemukakan penggunaan kompor induksi – listrik lebih ramah lingkungan dibanding penggunaan kompor gas.
Namun penggunaan kompor listrik lebih lama waktu memasaknya, dibanding menggunakan kompor gas. Begitu juga dalam hal harga, berbeda jauh dibanding apabila menggunakan kompor gas.
Dirinya yang baru 4 bulan ini berada di Indonesia, menganggap kompetisi memasak nasi goreng ini adalah ide yang bagus, karena melibatkan keterkaitan antara negara-negara yang berbeda, dan kompetisinya berjalan dengan menyenangkan.
Baca juga: Narti Buo bangga dari kuliner bertemu Presiden Jokowi
“Saya suka memasak jika ada waktu luang, seperti misalnya di hari libur. Kendati baru pertama kali memasak nasi goreng, tetapi bagi saya, memasak dilakukan untuk menghilangkan stres akibat tekanan pekerjaan,” jelasnya usai menerima penghargaan sebagai pemenang kompetisi.
Pewarta: Ganet Dirgantara
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2019