Terpilih menjadi menteri dalam kabinet Jokowi, periode kedua yang disebut Kabinet Indonesia Maju, Bambang menggantikan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir periode 2014-2019. Kini, Bambang memimpin kementerian bidang riset dan teknologi.
Masuk dalam Kabinet Indonesia Maju Periode 2019-2024, Bambang mendapatkan amanah baru, yakni memajukan riset, teknologi dan inovasi Indonesia agar mampu menjadi penggerak roda perekonomian Indonesia ke depan dan meningkatkan daya saing bangsa.
Pelantikan menteri-menteri dalam kabinet pada periode pemerintahan yang baru ini tercakup dalam Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 113/P Tahun 2019 Tentang Pembentukan Kementerian Negara dan Pengangkatan Menteri Negara Kabinet Indonesia Maju Periode 2019-2024.
Baca juga: Presiden minta Bambang Brodjonegoro tingkatkan daya saing ekonomi
Baca juga: Bambang: Pemangkasan eselon bisa percepat pengambilan keputusan
Dengan latar belakang pendidikan dan kepakaran di bidang ekonomi, Bambang yang lahir pada 3 Oktober 1966 di Jakarta telah menjabat sejumlah posisi penting di pemerintahan.
Sebelum dilantik menjadi Menristek, Bambang merupakan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional RI sejak 27 Juli 2016 dalam pemerintahan yang dipimpin Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Akademisi dan ekonom ini adalah putra dari Soemantri Brodjonegoro, yang pernah menjadi Menteri Pertambangan serta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan di era Orde Baru.
Pria yang menikah dengan Iriana Justina Zega dan dikaruniai satu orang anak yang bernama Daniswara Brodjonegoro ini juga pernah menjabat sebagai Menteri Keuangan RI pada periode 27 Oktober 2014 – 27 Juli 2016. Dalam kepemimpinannya sebagai Menteri Keuangan, Bambang berhasil mendorong pengesahan Undang-undang Tax Amnesty.
Bambang juga menduduki posisi sebagai Wakil Menteri Keuangan RI selama 3 Oktober 2013–20 Oktober 2014 pada saat pemerintahan Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono.
Bambang mengenyam pendidikan S1 di Fakultas Ekonomi di Universitas Indonesia dan lulus pada 1990. Ia menekuni bidang studi Ekonomi Pembangunan dan Ekonomi Regional.
Ia menempuh pendidikan magister dari 1991-1993 di University of Illinois di Urbana-Champaign, Amerika Serikat, dengan bidang studi Tata Transportasi dan Ekonomi Pembangunan.
Di universitas yang sama, Bambang melanjutkan program doktoral pada 1993 - 1997, dengan bidang studi Ilmu Regional dan Ekonomi Pembangunan.
Saat menjabat sebagai Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Bambang menuturkan rencana pembangunan smart city untuk ibu kota baru yang digagas Presiden Joko Widodo bukanlah sekedar kecanggihan teknologi informasi.
Menurut dia, smart city itu berarti kota yang layak untuk ditinggali (liveable) dalam artian warga mudah untuk mengakses air minum, sanitasi, serta memiliki udara bersih
Dengan berbagai pengalaman dan gebrakan saat mengisi posisi strategis di pemerintahan tersebut, Bambang mendapat tantangan baru untuk memajukan riset, teknologi dan inovasi dan meningkatkan kontribusinya terhadap pembangunan dan ekonomi bangsa.
Tantangan yang dihadapi Indonesia ke depan adalah bagaimana dapat meninggalkan ekonomi berbasis efisiensi dan dan pertanian, untuk menjadi ekonomi berbasis inovasi sehingga dapat menjadi negara maju. Untuk itu, sumber daya manusia unggul dengan penguasaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi serta menghasilkan berbagai inovasi adalah kunci utama pembangunan Indonesia ke depan.
Saat diundang Presiden Joko Widodo ke Istana Presiden pada Selasa (22/10), Bambang berbincang dengan Jokowi dan mendapat pesan untuk melakukan riset yang tepat dan inovasi dalam berbagai hal.
"Jadi beliau (Presiden Jokowi) ingin apapun yang dilakukan ujungnya adalah bangsa ini menjadi bangsa yang inovatif, sehingga daya saing kita bukan lagi daya saing karena kelebihan Sumber Daya Alam kita, tetapi karena daya saing dan inovasi yang berasal dari SDM kita," ujar Bambang.
Di samping itu, Bambang juga diminta Presiden Joko Widodo untuk meningkatkan daya saing ekonomi termasuk di sektor industri dan pertanian sekaligus memperkuat kapabilitas sumber daya manusia Indonesia.
Sebagaimana Presiden Jokowi mengatakan bahwa pada periode kepemimpinan lima tahun mendatang fokus pemerintahan adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).
Bersama Presiden Jokowi, Bambang juga membahas tentang pembangunan ibu kota baru pemerintahan. "Pesan khusus supaya nanti saya bisa menyiapkan tugas baru dengan baik dan Presiden pesan ke saya untuk tetap bantu dan memberi dukungan serta masukan untuk penyiapan ibukota baru negara," kata Bambang.
Ke depan Bambang diharapkan dapat mengembangkan dan memperkuat ekosistem riset yang telah dipersiapkan dari periode pemerintahan sebelumnya, pemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta meningkatkan inovasi bangsa.
Selain posisi Menristek, Bambang juga akan menjalankan tugas sebagai Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Pembentukan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) telah diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 11 Tahun 2019 tentang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (UU Sisnas Iptek).
Implementasi penuh Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2019 tentang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (UU Sisnas Iptek) juga menjadi harapan dari semua pihak untuk menristek dan pemerintahan baru saat ini.
Badan ini akan mengkonsolidasikan lembaga penelitian dan pengembangan serta mengintegrasikan riset yang ada di lembaga dan kementerian agar tercipta efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya dan implementasi riset, teknologi dan inovasi.
Melalui BRIN, semua lembaga penelitian dan pengembangan di seluruh kementerian dan lembaga akan dihubungkan sehingga riset akan lebih fokus dan terarah, serta anggaran riset yang ada di kementerian dan lembaga bisa digunakan lebih efisien dan efektif.
Baca juga: Bambang Brodjonegoro ungkap capaian sebagai menteri
Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019