Dikembangkan oleh dokter, peneliti, dan pendiri Preventive Medicine Research Institute di Sausalito, California, Dean Ornish, diet itu berfokus pada konsumsi makanan nabati seperti biji-bijian, kacang-kacangan, buah dan sayur.
Makanan lain seperti putih telur, produk kedelai, dan susu non-lemak masih diperbolehkan asalkan dalam jumlah terbatas, demikian seperti dilansir Medical Daily, Selasa (22/10).
Baca juga: Ingin langsing dengan "diet K-Pop", amankah?
Sementara, karbohidrat olahan, gula, alkohol, makanan kemasan rendah lemak, dan minuman berkafein harus benar-benar dibatasi selama menjalankan diet Ornish.
Ornish mengklaim diet tersebut dapat membantu membalikkan perkembangan penyakit, seperti penyakit jantung, diabetes, dan bahkan kanker prostat.
Namun, bisakah diet tersebut membantu menurunkan berat badan?
Baca juga: Beda puasa intermiten dan asupan rendah karbohidrat untuk diet
Jawabnya adalah iya. Diet Ornish merupakan opsi yang sangat baik bagi mereka yang ingin menurunkan berat badan.
Diet tersebut menekankan pada konsumsi bahan-bahan padat nutrisi seperti protein nabati, buah dan sayur, serta membatasi makanan olahan dan produk hewani.
Dalam satu studi terhadap 20 orang yang menjalankan diet itu selama setahun, terlihat penurunan berat badan rata-rata 7,5 pound.
Namun, diet tersebut punya kelemahan, salah satunya membuat konsumsi lemak sehat menjadi rendah, dan butuh multi-vitamin untuk mencegah kemungkinan kekurangan gizi,
Baca juga: Diet keto aman untuk anak? Berikut penjelasannya
Pewarta: Heppy Ratna Sari
Editor: Imam Santoso
Copyright © ANTARA 2019