• Beranda
  • Berita
  • Praktisi: Edhy Prabowo bawa optimisme baru di sektor KP

Praktisi: Edhy Prabowo bawa optimisme baru di sektor KP

23 Oktober 2019 15:01 WIB
Praktisi: Edhy Prabowo bawa optimisme baru di sektor KP
Hasanuddin Atjo (kanan) saat menjelaskan Sistem Budidaya Udang Supra Intensif Indonesia hasil temuannya kepada Pemilik Rumah Perubahan/Guru Besar Ekonomi UI Prof Rhenald Kasali di Palu, beberapa waktu lalu. Sistem budidaya ini merupakan yang paling produktif di dunia saat ini yakni 153 ton/hektare. (ANTARA/Rolex Malaha)

Beliau (Edhy Prabowo-red) adalah mantan Ketua Komisi IV DPR RI sehingga mengetahui betul apa yang mendesak dikerjakan dalam jangka pendek dan menengah di sektor KP.

Seorang praktisi sektor perikanan menilai bahwa penunjukan Edhy Prabowo sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan Kabinet Indonesia Maju akan membawa optimisme baru untuk akselerasi pembangunan di sektor ini, melanjutkan kebijakan-kebijakan yang sudah diambil menteri sebelumnya.

"Beliau (Edhy Prabowo-red) adalah mantan Ketua Komisi IV DPR RI sehingga mengetahui betul apa yang mendesak dikerjakan dalam jangka pendek dan menengah di sektor KP," kata Dr Ir Hasanuddin Atjo, MP, ketua Pengusaha Udang (Shrimp Club) Indonesia Wilayah Timur yang dihubungi dari Palu, Sulawesi Tengah, Rabu, menanggapi pengumuman anggota Kabinet Indonesia Maju oleh Presiden Jokowi.

Pengusaha udang modern dari Sulsel ini berharap Menteri KP baru akan memberikan perhatian khusus dalam menggenjot penerimaan devisa dari ekspor udang dan tuna.

"Dewasa ini kan penerimaan devisa terbesar di sektor kelautan adalah udang dan tuna. Kita harus bangun efisiensi dengan mengurangi ketergantungan pada komponen impor sehingga memiliki daya saing yang lebih tinggi," ujarnya.

Baca juga: Edhy Prabowo akan melanjutkan program bagus Susy

Khusus ekspor tuna, kata Ketua Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia (Ispikani) Sulawesi Tengah ini, KKP di bawah Edhy Prabowo harus terus mengupayakan peningkatan nilai tambah dengan memperbaiki infrastruktur dan sarana yang dibutuhkan untuk industri pengolahan di dalam negeri (di daerah-daerah).

"Dengan demikian, kita akan mengurangi sebesar mungkin ekspor tuna dalam bentuk gelondongan, tetapi sudah dalam bentuk olahan sehingga pelaku usaha dan nelayan di dalam negeri bisa menikmati nilai tambah untuk kesejahteraan mereka," ujarnya.

Untuk  udang, kata penemu sistem budi daya udang supra intensif Indonesia itu, dibutuhkan dukungan kebijakan dan bantuan yang akan mengurangi ketergantungan pelaku usaha budidaya udang pada komponen impor sehingga meningkatkan daya saing.

Hasanuddin Atjo yang juga mantan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sulteng ini berharap KKP akan menggenjot sektor perikanan darat (budi daya) untuk meningkatkan konsumsi ikan dan ketahanan pangan.

Baca juga: Penenggelaman kapal, Edhy Prabowo: Saya tidak akan gegabah

"Kita tahu bahwa angka konsumsi ikan Indonesia masih rendah, antara lain dipengaruhi oleh rendahnya konsumsi ikan masyarakat pegunungan yang jauh dari pantai. Untuk meningkatkan suplai ikan dengan cepat dan murah ke masyarakat pedalaman tersebut adalah meningkatkan produksi perikanan budi daya (perikanan darat)," kata Kepala Bappeda Sulteng tersebut.

Suplai ikan yang lebih besar dengan harga terjangkau ke masyarakat pedalaman juga akan menekan angka 'stunting' (kekerdilan) yang juga masih cukup tinggi di kawasan pedalaman.
 

Pewarta: Rolex Malaha
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019