Fachrul bukan santri pimpin Kemenag

23 Oktober 2019 16:43 WIB
Fachrul bukan santri pimpin Kemenag
Menteri Agama Jenderal TNI (Purn) Fachrul Razi (kanan) di Kantor Kementerian Agama, area Lapangan Banteng, Jakarta, Rabu (23/10/2019). ANTARA/Anom Prihantoro

meski penguasaan ayat tidak banyak tapi penting untuk membuat daerah itu damai dan toleransi tinggi

Menteri Agama Jenderal TNI (Purn) Fachrul Razi mengatakan dirinya dipercaya Presiden Joko Widodo untuk memimpin Kemenag meski bukan dari kalangan pesantren.

"Saya bukan bukan kiai tamatan pesantren. Tapi saya dibesarkan di lingkungan Islam yang ketat dan dididik ketat," kata Fachrul di kantor Kemenag Pusat, Jakarta, Rabu.

Menag yang baru menggantikan Lukman Hakim Saifuddin itu mengatakan saat di Akademi Militer aktif di kegiatan keagamaan Kelompok Komando Masjid. Melalui kelompok itu dia turut mendalami dan mengajarkan materi ke-Islaman serta literasi Al Quran.

Baca juga: Banyak kiai NU kecewa Presiden tunjuk Fachrul Razi sebagai Menag
Baca juga: Sertijab Menag ditandai penyerahan memori jabatan

Setelah Akmil selesai, Fachrul mengatakan tetap melanjutkan dakwah di berbagai tempat seusai penugasan. Dia juga kerap mengisi khutbah Jumat.

"Meski penguasaan ayat tidak banyak tapi penting untuk membuat daerah itu damai dan toleransi tinggi. Agar bagaimana mereka mengutamakan persatuan dan kesatuan. Tema yang disampaikan Islam damai rahmatan lil'alamin mengutamakan persatuan dan kesatuan antiradikalisme, itu-itu saja," katanya.

Bahkan karena tergolong aktif di bidang keagamaan, dia mengatakan sempat digolongkan sebagai perwira hijau sebagai rival perwira NKRI. Meski sebutan itu juga bias makna karena seolah hijau artinya tidak NKRI, sementara NKRI tidak hijau.

Akan tetapi, dia bersyukur era itu sudah lewat tidak ada lagi pengkotak-kotakan lagi. Kini semua harus dapat bersatu dalam keberagaman dan memerangi radikalisme.

"Jika ada radikalisme beragama berarti ada penafsiran yang salah dalam Al Quran dan As Sunnah atau ditafsirkan pada sesuatu yang negatif," katanya.

Baca juga: Fachrul Razi menebak alasan penunjukannya sebagai menteri agama
Baca juga: Menag diminta gunakan pendekatan dialog edukatif tahan radikalisme

 

Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019