Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) ingin mengubah sejumlah cerita rakyat yang berakhir tragedi menjadi penuh optimisme untuk membangun kebanggaan nasional."Kita mau mengubah kisah seni tidak berakhir tragedi, tetapi optimisme. Jepang, Korea, China atau AS tidak pernah menceritakan kekalahan atau kegagalan pahlawan secara terbuka karena pesan untuk menanamkan kebanggaan nasional,"
"Kita mau mengubah kisah seni tidak berakhir tragedi, tetapi optimisme. Jepang, Korea, China atau AS tidak pernah menceritakan kekalahan atau kegagalan pahlawan secara terbuka karena pesan untuk menanamkan kebanggaan nasional," ujar Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPIP Profesor Hariyono dalam kegiatan membumikan Pancasila, di Markas Kodam V Brawijaya, Surabaya, Rabu.
Baca juga: Direktur BPIP: Pro-kontra ketua KPK baru jangan sampai memperlemah KPK
Ia mencontohkan salah satu cerita legenda di Jawa Timur, Sawunggaling berakhir dengan kekalahan, sehingga tanpa disadari generasi muda memahami sebagai bangsa yang kalah.
Sementara dalam cerita Rambo, AS diceritakan sebagai pahlawan, padahal AS tidak menang dalam perang Vietnam.
Cerita rakyat disebutnya dapat menjadi salah satu alat untuk mensosialisasikan nilai-nilai Pancasila kepada generasi muda.
Pancasila, kata Hariyono, sudah saatnya disosialisasikan dengan cara-cara yang komunikatif, tidak hanya dalam pelajaran di kelas dan pola-pola lama.
"Ini penting karena selama ini kita di Indonesia, termasuk keluarga besar TNI tidak menyadari tradisi seni menjadi cara yang efektif untuk menyampaikan pesan-pesan dan nilai," ujar dia.
Baca juga: Ketua MPR tekankan BPIP bentuk keseriusan jaga ideologi bangsa
Selain mengingatkan kembali permainan tradisional untuk mempelajari nilai-nilai Pancasila, kegiatan itu juga mengajak keluarga besar TNI AD berdiskusi mengenai nilai Pancasila.
"Kami kerja sama TNI sosialisasi mengenai nilai Pancasila agar bisa menjadi tantangan sekaligus ruang mengembangkan semua," kata Hariyono.
Secara terpisah, Sekretaris Pengurus Daerah XIII Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan TNI/Polri (FKPPPI) Jatim Tony Hartono berpendapat membumikan Pancasila memerlukan metode dialog dua arah agar pemahaman lebih lengkap.
"Tadi masih filosofi tidak menyentuh ruh Pancasila," ujar dia.
Pewarta: Dyah Dwi Astuti
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2019