Sosok Syahrul Yasin Limpo yang baru dilantik menjadi Menteri Pertanian dalam Kabinet Indonesia Maju 2019-2024, diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan petani, kata pakar pertanian Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Prof. Totok Agung Dwi Haryanto...perlu membangun paradigma baru "jika petani sejahtera, maka pertanian maju", untuk menggantikan paradigma lama "jika pertanian maju, maka petani sejahtera".
"Sepengetahuan saya tidak banyak politikus yang sukses meniti karir dari bawah untuk mencapai puncak. Salah seorang di antaranya adalah Menteri Pertanian Kabinet Indonesia Maju 2019 2024 ini," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Kamis.
Ia mengatakan pengalaman Syahrul Yasin Limpo sebagai Sekretaris Daerah Kabupaten Gowa, Bupati Gowa, Wakil Gubernur Sulawesi Selatan, dan Gubernur Sulawesi Selatan tentu cukup memberi bekal memadai dalam bidang pemerintahan dan birokrasi.
"Ditambah bidang pendidikan doktor ilmu hukum, Pak Menteri ini makin mengokohkan diri sebagai birokrat yang berhasil. Sebagai (mantan) kepala daerah, beliau tentu sudah paham betul persoalan-persoalan yang dihadapi rakyatnya dalam berbagai bidang, termasuk persoalan bidang pertanian," katanya.
Oleh karena itu, dia meyakini bahwa latar belakang Menteri Syahrul Yasin Limpo akan mampu mendukung pekerjaannya sebagai birokrat, mengelola pemerintahan dan semua sumber daya kementerian di bawahnya.
Namun demikian, kata dia, dari sisi lingkup dan teknis bahwa permasalahan pertanian pada tingkat nasional tentu berbeda dengan permasalahan pemerintahan daerah.
"Maka, Menteri Pertanian yang doktor ilmu hukum ini nampaknya akan lebih cepat beradaptasi dengan dunia pertanian Indonesia jika segera berdiskusi dengan pihak yang sudah lama berkiprah dalam bidang pertanian, khususnya para pakar pertanian di universitas serta di Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Juga berdiskusi dengan aktivis-aktivis akar rumput pertanian, seperti aktivis perbenihan, aktivis koperasi pertanian, aktivis reforma agraria, aktivis pemberdayaan pedesaan, dan sebagainya, termasuk juga para pedagang dan importir pertanian," kata Totok.
Baca juga: Target 100 hari pertama Syahrul Yasin Limpo sebagai Mentan
Dengan demikian, kata dia, Menteri Pertanian akan segera menemukan dan mengenali akar permasalahan pertanian Indonesia.
Ia mencontohkan masalah klasik yang belum terselesaikan adalah bagaimana dapat terjadi salah satu negeri paling subur di dunia tetapi masih menjadi negeri pengimpor produk pertanian.
Selain itu, lanjut dia, bagaimana dapat terjadi kementerian dengan anggaran besar tetapi petani masih belum sejahtera.
"Masih banyak yang lain. Bagaimanapun kita optimistis dan berharap bahwa dunia pertanian di Indonesia akan makin maju, terutama petani makin sejahtera dengan kepemimpinan menteri baru ini. Itu karena jika petani sejahtera, maka kerjanya akan lebih riang gembira, hasilnya tentu juga akan berlipat ganda, negeri kita jaya," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, perlu membangun paradigma baru "jika petani sejahtera, maka pertanian maju", untuk menggantikan paradigma lama "jika pertanian maju, maka petani sejahtera".
Baca juga: Pemerintah harus keluarkan putusan politik wujudkan ketahanan pangan
Baca juga: China akan tingkatkan impor barang termasuk produk pertanian
Pewarta: Sumarwoto
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2019