• Beranda
  • Berita
  • Defisit melebar, pemerintah kombinasikan pembiayaan domestik-global

Defisit melebar, pemerintah kombinasikan pembiayaan domestik-global

24 Oktober 2019 14:26 WIB
Defisit melebar, pemerintah kombinasikan pembiayaan domestik-global
Menkeu Sri Mulyani Indrawati berbicara kepada wartawan usai mengikuti sidang paripurna perdana Kabinet Indonesai Maju di Istana Negara, Jakarta pada Kamis (24/10/2019). ANTARA/Agus Salim/aa.

Pelaku-pelaku ekonomi kita di sektor manufaktur mengalami tekanan, pertambangan menurun drastis maka kami melihat defisit kemungkinan akan melebar.

Pemerintah akan mengombinasikan pembiayaan domestik dan internasional untuk menutup kemungkinan melebarnya defisit pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2019.

"Kami akan tetap kombinasikan domestik dan internasional," kata Menkeu Sri Mulyani Indrawati di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis.

Menkeu menyebutkan karena ada tekanan dari penerimaan yang sangat besar terutama dari kondisi ekonomi, ada kemungkinan defisit anggaran 2019 melebar.

"Pelaku-pelaku ekonomi kita di sektor manufaktur mengalami tekanan, pertambangan menurun drastis maka kami melihat defisit kemungkinan akan melebar," katanya.

Ia mengatakan sudah mengeluarkan Keputusan Menkeu terkait kemungkinan pelebaran defisit itu. "Pembiayaannya tidak terlalu besar, kami akan tetap kombinasikan domestik dan internasional," katanya.

Baca juga: Menteri ESDM baru fokus benahi defisit neraca perdagangan

Menurut dia, saat ini secara internasional suku bunga sangat rendah sehingga akan memberikan keuntungan untuk mencari pembiayaan yang paling baik.

Sebelumnya Kemenkeu mencatat defisit APBN hingga 31 Agustus 2019 sebesar Rp199,1 triliun.

Defisit tersebut karena belanja negara mencapai Rp2.461,1 triliun, sementara pendapatan hanya sebesar Rp1.189,3 triliun.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, defisit tersebut mengalami kenaikan bila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya, yakni sebesar Rp150,5 triliun. Defisit pada periode itu hanya sebesar 1,02 persen terhadap PDB, atau jauh lebih rendah dari realisasi Agustus 2019.

"Dengan demikian ada kenaikan defisit yang cukup besar, yaitu 32 persen dari tahun lalu. Angka Rp199 triliun itu adalah 1,24 persen dari PDB," ujar Sri Mulyani Indrawati di Jakarta, Selasa (24/9/2019).

Baca juga: Sri Mulyani ingatkan ancaman global, kabinet harus kerja "tancap gas"

Secara nominal, pendapatan negara hingga akhir Agustus 2019 tercatat mencapai sebesar Rp1.189,3 triliun atau sudah mencapai 54,9 persen terhadap target pendapatan negara dalam APBN 2019 yang sebesar Rp2.165,1 triliun.

Sementara itu, untuk belanja negara pada periode tersebut tercatat sebesar Rp1.388,3 triliun atau telah mencapai 56,4 persen dari target pendapatan negara dalam APBN 2019, yang sebesar Rp2.461,1 triliun.

Pewarta: Agus Salim
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019