"Kita perlu membuat simpul-simpul jaringan di daerah-daerah di seluruh Indonesia untuk gerakan penyelamatan lingkungan," kata Farid dalam diskusi interaktif pemuda dengan tema pemuda milenial menjaga hutan di timur Indonesia di Arborea Cafe di Kawasan Kementerian Lingkungan dan Hidup, Jakarta, Kamis.
Farid juga menuturkan pemuda sebagai agen perubahan yang memiliki kekuatan besar harus digerakkan untuk penyelamatan lingkungan hidup.
Baca juga: Penyelamatan lingkungan masa kini tidak hanya konservasi
Diakui, dirasakan isu lingkungan dan perubahan iklim kurang diminati para pemuda. Namun, harus disadari masalah lingkungan bukan masalah segelintir orang tapi seluruh masyarakat dan seluruh pemuda Indonesia harus bergerak dan menyadari masalah lingkungan hidup dan dampak perubahan iklim yang membahayakan masa depan bumi.
"Tantangan gerakan pemuda untuk penyelamatan lingkungan dan perubahan iklim adalah bagaimana kita bersaing dengan isu yang disukai pemuda. Pemuda lebih suka urusan gaya baru, k-pop dibanding fungsi hutan," ujarnya.
Farid menuturkan, tantangan masalah lingkungan yang akan dihadapi ke depan adalah bagaimana agar hutan primer yang ada di Papua dan daerah lain yang berkaitan dengan masyarakat kota lokal, sumber perekonomian daerah dan nasional bisa dipertahankan hutannya.
Baca juga: Puteri Indonesia bicara upaya penyelamatan bumi di PBB
"Kita harapkan hutan primer dijaga dan dipertahanakan, dan hutan sekunder dikelola secara berkelanjutan," ujarnya.
Farid menuturkan hutan di Papua seluas 33,7 juta hektar, dan hampir 400 suku di Papua hidup bergantung pada hutan. Dengan kondisi ini, maka penting untuk menjaga kelestarian hutan. Jika hutan rusak, maka akan berdampak buruk bagi pemanasan global dan perubahan iklim serta bagi kelangsungan hidup makhluk hidup termasuk manusia.
Untuk itu, seluruh pihak harus bekerja sama mengenalkan peran dan fungsi hutan terhadap masyarakat lebih luas, ekosistem berkelanjutan dan manfaat hutan untuk ekonomi masyarakat dengan pengelolaan hutan yang bersifat berkelanjutan.
Baca juga: Aktivis berharap "Sexy Killers" gugah semangat penyelamatan lingkungan
Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019