"Mortir itu ditemukan anggota di Pos Gabma Sajingan saat melaksanakan peninjauan medan bersama anggota Pramuka untuk kegiatan napak tilas patok perbatasan Indonesia-Malaysia," kata Kepala Penerangan Kodam XII/Tanjungpura, Kolonel Infantri Aulia Dalimunthe, di Markas Kodam XII/Tanjungpura, Kubu Raya, Kamis.
Ia menjelaskan, dari laporan Satgas Pengamanan Perbatasan Indonesia-Malaysia Markas Besar TNI, Letnan Kolonel Infantri Dwi Prihanto, mortir 81 mm sepanjang 35 cm itu diduga amunisi bekas konfrontasi Indonesia-Malaysia di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, pada dasawarsa '60-an.
Juga baca: Warga temukan mortir peninggalan Belanda di Sungai Batanghari
Juga baca: Temuan mortir PD II di Dago Bandung bertambah jadi 108 buah
Juga baca: Mortir ditemukan saat Kali Damai dinormalisasi
Menurut dia, granat tersebut diduga merupakan granat yang tidak meledak saat terjadi konfrontasi Indonesia dengan Malaysia.
"Benda berbahaya ini, kedua kalinya ditemukan Satgas Pengamanan Perbatasan Indonesia-Malaysia Markas Besar TNI dari Batalion Mekanis 643/Wanara Sakti, sebelumnya juga menemukan amunisi meriam kaliber 140 mm di Kecamatan Entikong, Juni 2019 lalu," katanya.
Penemuan mortir 81 mm ini bermula saat anggota Pos Gabma Sajingan yang dipimpin Sersan Dua Liansyah bersama anggota Pramuka meninjau medan sebagai lokasi untuk kegiatan napak tilas patok perbatasan.
"Saat di perjalanan menuju lokasi di sekitar patok batas negara D188 ditemukan mortir ini dalam kondisi sudah berkarat karena lama tertimbun tanah," katanya.
Dari temuan itu, mortir 81 mm itu dibawa ke Pos Gabma Sajingan untuk diidentifikasi dan diisolasi karena masih dapat meledak sewaktu-waktu.
Juga baca: Polisi amankan dua mortir di Cipete Utara
Juga baca: Kopaska amankan mortir sisa Perang Dunia II
Juga baca: Warga temukan dua mortir aktif saat gali tanah
Pewarta: Andilala dan Slamet Ardiansyah
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019