• Beranda
  • Berita
  • Pengamat sarankan Mendag jaga "keran" perdagangan internasional

Pengamat sarankan Mendag jaga "keran" perdagangan internasional

25 Oktober 2019 14:30 WIB
Pengamat sarankan Mendag jaga "keran" perdagangan internasional
Pengamat ekonomi dari Direktur Eksekutif Lembaga untuk Transparansi dan Akuntabilitas Anggaran (LETRAA) Yenny Sucipto. ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma/am.

..untuk meningkatkan ekspor, kita perlu strategi yang lebih ekstensif keluar.

Pengamat ekonomi dari Direktur Eksekutif Lembaga untuk Transparansi dan Akuntabilitas Anggaran (LETRAA) Yenny Sucipto menyarankan kepada Menteri Perdagangan Agus Suparmanto untuk menjaga "keran" jalur perdagangan internasional.

"Sudah baik yang dilakukan mantan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita. Tinggal analisis konstalasi di tingkat internasional. Harus meningkatkan bargaining (daya tawar). Kita jangan menjadi bagian yang pasif. Harus memiliki bargain kuat dalam perdagangan internasional," kata Yenny Sucipto di Jakarta, Jumat dalam pesan tertulis.

Yenny melanjutkan, pemerintah di periode kedua Jokowi harus tetap memperhatikan daya saing Indonesia yang masih lemah. Karena bentuk persyaratannya terlalu mudah, grade Indonesia kalah dengan negara lain seperti perjanjian G to G memberikan kebutuhan persyaratan untuk Indonesia.

Menteri perdagangan selanjutnya, kata dia, juga harus menjaga stabilitas harga pangan. Kemudian, jalur perdagangan internasional yang telah dibuka harus terus dijaga kelanjutannya.

"Sebuah keberhasilan yang baru untuk visi presiden ke depannya. Harus dilanjutkan menteri selanjutnya. Sebuah keberhasilan itu harus dipertahankan. Kalau yang baik itu perbaiki. Kalau ada yang kurang itu ditambah dan diperbaiki," harapnya.
Baca juga: Mendag baru diharapkan dorong pemerataan ekonomi

Yenny juga mengingatkan bahwa Presiden Jokowi sendiri menyatakan semua kementerian/lembaga tidak memiliki visi misi, melainkan menjalankan misi presiden dan wapres.

Sementara itu, pengamat perdagangan international dari Universitas Indonesia Fithra Faisal menilai upaya Enggar yang perlu dilanjutkan antara lain terkait perjanjian perdagangan international yang dikebut dalam masa jabatannya.

"Tentu perlu dilanjutkan, karena untuk meningkatkan ekspor, kita perlu strategi yang lebih ekstensif keluar," katanya.

Dia menjelaskan, untuk mengejar pertumbuhan ekonomi enam persen, maka butuh pertumbuhan ekspor sebesar 9,8 persen per tahun. "Dalam konteks inilah pentingnya mencari mitra-mitra dagang baru," paparnya.
Baca juga: Indonesia-Eurasia perluas kerja sama 18 sektor ekonomi

Mantan Mendag Enggartiasto, menurut Fithra, telah mengupayakan perjanjian dagang bilateral maupun regional dengan pihak-pihak yang potensial, seperti dengan Hongkong, UK, Australia dan juga Uni Eropa.

"Ini negosiasi-negosiasi yang krusial. Dengan Uni Eropa juga merupakan pasar yang cukup penting," jelasnya.
Baca juga: Mendag targetkan perjanjian dagang pasar nontradisional rampung 2020

Selain dengan mitra dagang tradisional, ia juga menyatakan bahwa perjanjian perdagangan dengan negara nontradisional jelas memiliki potensi signifikan pula.

Dia menegaskan Indonesia harus terus aktif mencari pasar-pasar di luar negeri seperti yang selama ini sudah dilakukan. Tetapi dia juga mengingatkan Menteri Perdagangan baru Agus Suparmanto, selain terus mencari pasar, juga terus memperbaiki kualitas komoditas ekspor.
Baca juga: Mendag Agus Suparmanto akan sederhanakan regulasi perbaiki ekspor
 

Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2019