Kepala Seksi BKSDA Sub seksi Wilayah I Muhammad Hasan, di Majene, Jumat mengatakan, kawasan ekosistem yang bernilai penting atau yang disebut kawasan ekosistem esensial (KEE), merupakan ekosistem di luar kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian alam yang secara ekologis, dapat menunjang kehidupan melalui upaya konservasi keanekaragaman hayati untuk kesejahteraan masyarakat.
"Selain itu, menjadikan kawasan tersebut terlindungi," kata Muhammad Hasan.
Baca juga: BKSDA Agam data populasi buaya muara untuk pengusulan lokasi KEE
Berbagai persiapan telah dilakukan untuk penetapan kawasan mangrove Baluno sebagai KEE, salah satunya lanjut dia, yakni rapat koordinasi dengan melibatkan Balai KSDA Sulawesi Selatan, di Hotel Villa Bogor Majene.
"Kegiatan ini dimaksudkan untuk menetapkan kawasan mangrove Baluno yang berada di luar kawasan konservasi di Kabupaten Majene menjadi kawasan ekosistem esensial, juga meningkatkan status dan kawasan mangrove Baluno menjadi kawasan ekosistem esensial," terang Muhammad Hasan.
Bupati Majene Fahmi Massiara mengatakan, tanaman mangrove merupakan salah satu ekosistem esensial di dunia yang turut mendukung sektor perikanan.
Selain itu lanjut Bupati, untuk mengurangi erosi pantai, menjaga kualitas air pesisir, konservasi keanekaragaman hayati termasuk menyimpan karbon dan menjadi sumber mata pencaharian bagi masyarakat.
Dalam konteks pengelolaan ekosistem mangrove selain merehabilitasi secara fisik juga tambahnya, diperlukan pola pengembangan kelembagaan.
Baca juga: Kawasan konservasi penyu Pariaman dijadikan ekosistem esensial
Oleh karena itu pemerintah juga kata Fahmi Massiara mendorong terbentuknya forum-forum peduli mangrove.
Forum tersebut kata dia, dapat dipergunakan sebagai sarana untuk menyatukan visi serta menjalankan misi perlindungan, pelestarian dan pemanfaatan mangrove.
"Kita telah berkumpul untuk rapat persiapan pembentukan kawasan ekosistem esensial di Baluno dengan harapan kawasan ini dapat memberikan nilai tambah baik secara ekologis, ekonomi, budaya dan dunia pendidikan di Majene," kata Fahmi Massiara.
Bupati juga menjelaskan, garis pantai di Majene sepanjang 125 kilometer.
Jika melirik pesisir pantai kata Bupati, maka akan ditunjang dengan sarana wisata bahari.
"Hal tersebut patut didorong dalam menambah PAD. Mangrove termasuk dalam wisata bahari, seperti membuatkan titian mangrove, disamping sebagai obyek wisata juga menjadi perlindungan untuk tanaman mangrove," ujarnya.
"semuanya harus terintegrasi dengan baik, tanpa mengorbankan tanaman mangrove yang sudah ada. Dalam hal ini pengembangan kawasan mangrove di Baluno, perlu kehati-hatian, jangan sampai merusak ekosistem yang sudah ada," jelas Fahmi Massiara.
Baca juga: Bengkulu segera jalankan program koridor gajah sumatera
Baca juga: Di Bentang Wehea-Kelay ada 1.220 spesies terdata
Pewarta: Amirullah
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019