Tawuran antar dua kelompok organisasi masyarakat itu terjadi pada pukul 16.45 WIB.
"Kejadiannya tadi sore dan saat ini di lokasi sudah kondusif," kata Susatyo kepada wartawan, Jumat.
Susatyo mengatakan hingga saat ini pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan atas pemicunya.
Pihaknya juga melakukan koordinasi dengan Polres Metro Jakarta Barat, karena lokasi tawuran merupakan perbatasan wilayah hukum.
"(Ini lokasinya) perbatasan, jadi (pemicu serta apakah ada diamankan atau tidak sedang di lidik) Polres Jakbar," ujar Susatyo.
Secara terpisah, Kepala Bidang Organisasi Ikatan Keluarga Besar Tenabang (IKBT) Aden Heri Sumantri yang merupakan salah satu warga yang berada di lokasi tawuran membenarkan perseteruan terjadi di antara dua ormas.
"Ya itu dari ormas Badan Pembinaan Potensi Keluarga Besar (BPPKB) Banten sama pengelola Pasar Tasik," kata Aden.
Aden menduga pemicu perkelahian terkait pembagian lapak dagangan di Pasar Tasik.
"Penyebabnya sih ya itu urusan tempat dagang. Urusan perut juga kan, IKBT menarik diri dari konflik mereka ya. Kita sudah sarankan lebih baik dibicarakan saja. Kalau mau musyawarah itu kan harus dengan kepala dingin situasi kondusif. Apalagi bicara urusan mata pencaharian kan," ujar Aden.
Aden mengatakan lokasi tawuran antar dua ormas itu berada di Jembatan Bongkaran yang merupakan perbatasan wilayah antara Jakarta Pusat dan Jakarta Barat.
Baca juga: Polisi ungkap modus preman Tanah Abang yang viral lewat media sosial
Baca juga: Polisi tangkap 55 preman di Jakarta Pusat
Baca juga: Polsektro Tanah Abang tangkap 10 orang kasus premanisme di Pasar Tasik
Sebelumnya, pada Jumat sore melalui media sosial masyarakat diinfokan untuk menghindari kawasan Pasar Tanahabang karena terjadi tawuran antar dua kelompok massa.
Salah satu unggahan yang viral dalam beberapa waktu itu berasal dari akun instagram @infojkt24.
Dalam video tersebut terdengar suara klakson yang bersahut- sahutan sebagai bentuk kekesalan para pengemudi terhadap aksi yang menyebabkan kemacetan.
Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2019