"Pelayanan pemasangan alat kontrasepsi jenis Medis Operasi Pria (MOP) itu adalah kewajiban kami yang harus dilakukan dengan semangat oleh jajaran BKKBN Kalbar," kata Kepala Perwakilan BKKBN Kalbar, Kusmana di Pontianak, Sabtu.
Baca juga: Satgas Pamtas 643 bantu warga perbatasan perbaiki saluran air
Apalagi, pelayanan itu, diberikan pada wilayah perbatasan dan terpencil yang minim pelayanan KB, sehingga memerlukan semangat juang dan dukungan yang lebih ekstra lagi, katanya.
"Namun kami harus tetap melaksanakannya sebagai implementasi dari nawa cita, di mana negara hadir saat masyarakat membutuhkan, sehingga meskipun ada tambahan dukungan ekstra tetap harus kami laksanakan," katanya.
Sementara itu, katanya lagi hingga saat ini masih banyak masyarakat yang belum mengetahui dengan benar adanya alat kontrasepsi untuk para pria. Dan bila bicara KB selama ini yang diketahui hanya untuk kaum perempuan saja.
"Sterilisasi pria atau vasektomi dan biasa disebut MOP ini adalah suatu operasi ringan yang dilakukan pada pria dengan maksud untuk mencegah terjadinya kehamilan pada pasangannya (glosarium). Dan tentunya sangat banyak manfaatnya baik bagi suami itu sendiri maupun kepada istri," katanya.
Baca juga: Satgas Pamtas bantu warga perbatasan dirikan pondok di ladang
Sementara itu, Ferdinandus Budi petugas Penyuluh KB di Kecamatan Ketungau Hulu yang memfasilitasi keempat warga tersebut mengatakan, sebelumnya ia pernah pada tahun 2015-2016 membawa sebanyak 70 orang warga Kayan Hulu, Sintang untuk menjadi aseptor MOP.
"Dari pengalaman inilah saya setiap ada kesempatan bertemu bahkan di warung kopi dengan warga di Ketungau Hulu, selalu menyosialisasikan apa itu MOP di tempat tugas baru saya itu. Beruntung hal itu disambut antusias oleh warga dan memang selama ini banyak yang berminat, tapi karena terkendala letak wilayahnya yang jauh dari pelayanan khususnya untuk aseptor MOP sehingga baru kali ini dilakukan lagi," katanya.
Menurutnya, kebanyakan warga Ketungau Hulu menginginkan menjadi aseptor MOP. Hal ini dikarenakan kondisi istri yang tidak memungkinkan untuk menggunakan alat KB seperti pil, suntik, spiral dan implan. Alasannya, seperti tidak cocok dengan berbagai keluhan, seperti pusing, infeksi, mual, mengganggu menstruasi dan lain sebagainya.
"Walau sudah berganti-ganti dari pil ke suntik, lalu ke implan tetap saja dirasakan tidak cocok. Makanya para suami ingin menjadi aseptor MOP agar istrinya nyaman ," ujarnya.
Selain itu, keuntungan lain bagi masyarakat khususnya para pria yang ingin menjadi aseptor MOP saat ini akan ia fasilitasi akomodasi transportasinya khususnya bagi peminat aseptor MOP di tempat ia di tugaskan.
"Saya bersyukur dalam hal ini juga mendapat dukungan dari Pemkab Sintang dan dari BKKBN Kalbar. Di sinilah untungnya, padahal bila pelayanan MOP secara mandiri maka biaya pemasangan vasektomi (MOP) itu paling kecil bisa berkisar sebesar Rp11 juta hingga Rp15 juta, tapi di sini gratis," katanya.
Pewarta: Andilala
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019