"Kabinet kerja periode kedua Jokowi perlu menonjolkan soliditas, sinergi dan koordinasi yang baik sehingga mampu menghasilkan kerja-kerja yang lebih konkret dan bermanfaat," kata Siti Zuhro di Jakarta, Sabtu.
Dalam kabinet baru di pemerintahan Jokowi dan Ma'ruf, sejumlah menteri lama dipertahankan antara lain Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro yang sebelumnya menjabat Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy yang sebelumnya menjabat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang yang sebelumnya menjabat Menteri Sosial, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar.
Baca juga: Presiden minta maaf banyak pihak tak terakomodasi dalam kabinet
Dia berharap dengan formasi menteri saat ini baik dengan wajah lama dan baru dapat menghasilkan kemajuan yang lebih besar dibanding periode pemerintahan 2014-2019 di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Kerja cepat, tepat dan produktif diperlukan untuk segera merealisasikan tujuan-tujuan pembangunan Indonesia, membawa Indonesia lebih maju dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo memberikan pesan kepada 34 orang menteri dan 4 orang pejabat setingkat menteri agar tidak korupsi selama menjabat.
"Kedua, tidak ada visi misi menteri, yang ada visi misi presiden dan wakil presiden," kata Presiden Joko Widodo di tangga Istana Merdeka Jakarta, Rabu (23/10).
Pesan ketiga adalah semua harus kerja cepat, kerja keras dan kerja yang produktif.
"Keempat, jangan terjebak rutinitas kerja yang monoton," ungkap Presiden.
Pesan kelima, kerja berorientasi pada hasil nyata. Pesan keenam, selalu mengecek masalah di lapangan dan temukan solusinya.
Baca juga: Menanti kiprah serta gebrakan Kabinet Indonesia Maju
Baca juga: Pengamat: Hanya visi misi Presiden, antisipasi benturan kepentingan
Baca juga: Presiden arahkan Wamenag tingkatkan program pendidikan keagamaan
Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019