"Kegiatan ini juga didukung oleh Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC) dan Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI," kata Fasilitator Pelatihan PMI Kabupaten Lombok Timur Ahyanto melalui sambungan telepon, Senin.
Adapun tujuan dari pelatihan ini untuk meningkatkan keterampilan relawan PMI maupun profesional dalam membangun konstruksi baja ringan, sehingga saat pembangunan rumah tersebut nantinya aman gempa.
Selain diberikan pelatihan peserta juga akan melakukan praktek langsung terkait dengan konstruksi baja ringan sekaligus menyosialisasikan kepada masyarakat bagaimana cara membangun rumah aman gempa.
Baca juga: Pemerintah serahkan 40 ribu rumah korban gempa NTB
Menurutnya, pelatihan tersebut sangat penting apalagi seperti diketahui gempa bumi yang terjadi tahun lalu meluluhlantahkan NTB. Banyaknya rumah yang rusak berat hingga roboh tersebut kemungkinan ada beberapa faktor seperti konstruksi bangunan yang tidak tahan dan bahan yang digunakan tidak sesuai sehingga mudah rusak saat ada gempa.
"Kami berharap peserta dapat meneruskan ilmu yang diperoleh dari pelatihan ini kepada masyarakat tentang bagaimana cara membuat hunian yang aman," tambahnya.
Baca juga: JIS kirim guru bantu korban gempa di Lombok Timur
Tidak hanya itu, peserta juga harus bisa memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang bahaya menggunakan asbes untuk membangun rumah karena, bahan baku asbes jika terhisap maka bisa menyebabkan berbagai penyakit salah satunya kanker.
Pelatihan ini digelar dari 28 hingga 30 Oktober 2019 dengan total peserta sebanyak 30 orang relawan dengan lima fasilitator yang berasal dari PMI Lombok Ttimur, IFRC dan jasa kontruksi Surabaya.
Baca juga: Jaminan hidup korban gempa dinanti 75.554 KK di Lombok Utara
Pewarta: Aditia Aulia Rohman
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019