Menurut laman web Air Visual, kawasan Senayan berada pada kategori tidak sehat di angka 167 menurut parameter US Air Quality Index (AQI US) atau dengan parameter konsentrasi polusi PM 2.5 sebesar 86,4 µg/m³ dengan kelembapan 83 persen dan kecepatan angin 14,8 kilometer (km) per jam.
Sementara kualitas udara paling tidak sehat kedua di DKI Jakarta adalah di kawasan Slipi, Jakarta Barat, di angka 154 menurut parameter US Air Quality Index atau dengan
parameter konsentrasi polusi PM 2.5 sebesar 62,1 µg/m³.
Rata-rata kualitas udara Jakarta secara keseluruhan berada di angka 155, atau tidak sehat menurut parameter US Air Quality Index atau dengan parameter konsentrasi polusi PM 2.5 sebesar 64 µg/m³.
Jakarta dalam cuaca sedikit awan, dengan kecepatan angin 12 km per jam dan kelembapan 78 persen.
Baca juga: Kualitas udara Jakarta masih 12 besar terpolusi di dunia
Baca juga: Senin pagi, Jakarta tempati posisi keempat kota terpolusi dunia
Pemerintah DKI Jakarta telah merespons permasalahan polusi udara dengan mengeluarkan Instruksi Gubernur (Ingub) Nomor 66 Tahun 2019 tentang Pengendalian Kualitas Udara di Ibu Kota.
Instruksi tersebut selanjutnya diimplementasikan melalui kebijakan perluasan wilayah rekayasa lalu lintas ganjil-genap guna menekan populasi kendaraan sebagai salah satu pemicu polusi.
DKI juga melakukan uji emisi secara rutin hingga membatasi usia pakai kendaraan yang akan melintas di wilayah setempat.
Selain itu, Pemprov DKI juga mengintensifkan pengawasan terhadap pabrik yang berpotensi melanggar aturan lingkungan hingga mengintensifkan penghijauan di sejumlah titik kawasan.
Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2019