• Beranda
  • Berita
  • Cuitan "belanja" naik dua kali lipat jelang "sale" akhir tahun

Cuitan "belanja" naik dua kali lipat jelang "sale" akhir tahun

30 Oktober 2019 14:30 WIB
Cuitan "belanja" naik dua kali lipat jelang "sale" akhir tahun
Country Industry Head Twitter Indonesia, Dwi Adriansah pada group interview "#ShoppingOnTwitter" di One Pacific Place, Jakarta Selatan, Rabu (30/10/2019). (ANTARA/Dea N Zhafira)
Cuitan "belanja" oleh para pengguna Twitter biasanya meningkat dua kali lipat menjelang musim obral (sale) pada akhir tahun, seperti yang terlihat pada 2018 lalu.

"Masyarakat Indonesia mulai nge-tweet soal belanja dan travelling sejak bulan September, dan meningkat di hari belanja nasional sampai dua kali lipat," kata Country Industry Head Twitter Indonesia, Dwi Adriansah di Jakarta, Rabu.

Peningkatan itu seiring dengan banyaknya momen hari belanja nasional pada tanggal kembar, seperti 9 September, 10 Oktober, 11 November, dan 12 Desember.

Berdasarkan data yang dipaparkan, cuitan soal belanja sudah mulai nampak menigkat sejak September. Pada Oktober, percakapan dengan topik tersebut sedikit mengalami penurunan.

Kendati demikian, pada November, pembicaraan soal belanja dan travelling kembali naik, dan semakin melejit pada Desember karena merupakan momen akhir tahun dengan banyak konten liburan.

"Yang menarik adalah bagaimana pembicaraan tentang belanja dan travel di Indonesia melalui Twitter, selalu berbanding lurus, karena keduanya saling berkaitan," kata Dwi.

"Di setiap pembicaraan tentang travelling, akan tersisip percakapan terkait belanja, begitu pula sebaliknya," lanjut dia.

Lebih lanjut, jenis barang terpopuler yang dibicarakan warganet Indonesia tentang belanja dan liburan, antara lain produk fesyen (69 persen), perlengkapan travelling (54 persen), dan produk perawatan diri dan kecantikan (50 persen).

Dwi juga menyampaikan bahwa pengguna Twitter di Indonesia lebih mudah menerima perubahan dan hal baru, berdasarkan minatnya.

"48 persen pengguna Twitter di Indonesia memilih untuk berbelanja berdasarkan rekomendasi di media sosial," kata Dwi.

"Audiens yang reseptif ini tentu juga berpengaruh buat brand untuk terhubung dengan customer melalui momen-momen populer seperti belanja akhir tahun," ujarnya.

Baca juga: Twitter sebut data pengguna telah digunakan untuk iklan

Baca juga: Di balik para "mimin" Twitter

 

Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2019