Di balik para "mimin" Twitter

27 September 2019 09:10 WIB
Di balik para "mimin" Twitter
Twitter (Shutterstock)
Tim media sosial dari akun-akun resmi di Twitter yang biasa dipanggil "admin" atau "mimin", punya strategi dalam merespons topik terhangat di linimasa agar relevan dengan institusi atau merek mereka.

Bona Ventura, perwakilan "mimin" dari akun @idwiki Wikipedia Bahasa Indonesia mengatakan awalnya ia hanya iseng membuat cuitan bergaya ringan untuk menanggapi fenomena "Anak Jaksel" alias anak Jakarta Selatan yang disebut sering mencampur bahasa Indonesia dan Inggris dalam percakapan.

Cuitan Bona saat itu mempromosikan artikel tentang Jakarta Selatan dengan cuitan yang bergaya serupa, kombinasi bahasa Indonesia dan Inggris.

"Coba bikin iseng saja, tapi tanggapan ternyata ramai sekali. Selain ramai di Twitter, kunjungan pada artikel (Jakarta Selatan) melonjak tinggi di hari itu," ujar Bona dalam bincang-bincang "LIFEonTwitter" di Jakarta, Kamis (26/9).

Baca juga: Ananda tulis cuitan twitter soal penjemputan dirinya oleh Polda

Baca juga: Persona di Twitter dekatkan merek pada konsumen


Tim media sosial memang harus sering memantau topik-topik yang sering dibicarakan agar bisa menciptakan konten yang dekat dan relevan, serta berpeluang viral.

"Kami selalu ikuti isu yang sedang berkembang, di Twitter juga," kata Hendri Isnaeni dari Historia.

Media sejarah Historia pernah merespons berita tentang ambulans berisi batu pada aksi 22 Mei 2019 dengan mencuit artikel mengenai peran batu pada manusia prasejarah.

Para administrator akun media sejarah ini harus sigap "melempar" artikel-artikel yang sesuai dengan topik terkini. Tak masalah bila artikel tersebut sudah pernah dipublikasikan sebelumnya karena tema-temanya tidak "basi" dibaca kapan saja.

Baca juga: Facebook, Google bahas keamanan medsos untuk Pilpres AS 2020

Baca juga: Twitter matikan fitur cuit via SMS usai akun CEO diretas


Dokter Jiemi Ardian yang konsisten mencuitkan informasi mengenai kesehatan jiwa juga berbagi cerita mengenai kisah di balik utas-utas (thread) yang ia buat.

"Tulis dulu di notes, sebisa mungkin dalam 240 kata ada poin yang bisa diambil," ujar Jiemi.

Ketika mendapatkan ide, ia akan langsung menulisnya, tapi tidak buru-buru diunggah di Twitter. Ide-ide yang tersimpan dan sudah ditulis itu akan dicuitkan secara rutin sesuai jadwal yang sudah ia buat.

"Tapi kalau ada yang baru ya spontan," kata dia.

Baca juga: Twitter kembali aktifkan akun pejabat Kuba

Baca juga: Twitter uji coba fitur sembunyikan balasan

Baca juga: Kemarin, sepinya Apple Store dan persiapan film "Sri Asih"

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019