JFX nilai perdagangan fisik timah prospektif

1 November 2019 20:54 WIB
JFX nilai perdagangan fisik timah prospektif
Direktur Utama PT Bursa Berjangka Jakarta (JFX) Stephanus Paulus Lumintang. ANTARA/Ahmad Wijaya/am.
PT Bursa Berjangka Jakarta (JFX) menilai perdagangan fisik timah memiliki prospek yang besar, apalagi didukung dengan potensi Indonesia yang memiliki sumber daya alam komoditas itu yang melimpah.

"Tentu kita berharap agar perdagangan fisik timah terus membaik dan berlanjut, sehingga bisa memberikan kontribusi terhadap perekonomian nasional umumnya dan Bangka khususnya," kata Dirut PT JFX Stephanus Paulus Lumintang dalam press gathering JFX dan PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) di Pangkalpinang, Bangka Belitung, Jumat.

Dikatakan, sejak diluncurkan pada akhir Agustus 2019, petdagangan fisik timah di JFX menarik perhatian investor.

Baca juga: JFX akan berusaha tingkatkan harga timah

Sampai 25 Oktober 2019 tercatat terjadi total transaksi pasar fisik timah sebanyak 3.224 lot dengan total transaksi 261,60 juta dolar AS.

"Kami mentargetkan sampai akhir 2020 total transaksi perdagangan pasar fisik capai 72.000 ton per tahun," katanya.

Diresmikannya Bursa Timah, katanya, akan mendukung pelaksanaan Perdagangan Timah Murni Batangan di Bursa Timah sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2018 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 44/M-DAG/7/2014 Tentang Ketentuan Ekspor Timah.

Baca juga: AETI: Produsen harus turunkan produksi agar harga timah dunia naik

Stephanus mengatakan pihaknya akan terus melakukan inovasi untuk terus memperbaiki perdagangan fisik timah agar tetap menarik banyak investor.

"Tentu kita akan terus melakukan perdagangan fisik timah secara berkesinambungan dengan terus lakukan inovasi," katanya.

Direktur Utama Kliring Berjangka Indonesia (Persero), Fajar Wibhiyadi, menjelaskan dimulainya perdagangan komoditas timah di Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) ini, tentu sebuah kesempatan yang besar untuk para pelaku di bisnis perdagangan timah batangan baik di Indonesia maupun internasional.

“Seperti kita ketahui, Indonesia menyumbangkan kurang lebih sekitar 23 persen market timah dunia. Dengan adanya perdagangan timah di Bursa Berjangka Jakarta akan memberikan pilihan kepada para pelaku dalam bertransaksi,” jelas Fajar.

Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019