Biaya pembuatan trotoar itu dianggarkan oleh Dinas Bina Marga DKI sebesar Rp 1,1 triliun.
"Ya sempat ditanyakan kenapa bisa sampai Rp1,1 triliun. Tapi kita jelaskan bahwa ke depan kita membuat trotoar untuk mengintegrasikan warga masyarakat masuk ke MRT, LRT, BRT. Jadi dapat memfasilitasi pejalan kaki," kata Hari saat dihubungi di Jakarta, Sabtu.
Baca juga: Kadisparbud DKI Jakarta mundur
Baca juga: Pimpinan DPRD DKI optimistis KUA-PPAS selesai pekan depan
Baca juga: Nasdem DKI minta kualitas anggaran tidak diragukan meski mendesak
Hari mengatakan usulan tersebut sempat dibahas dalam rapat bersama DPRD DKI Komisi D pada pertemuan perdana mereka membahas Rancangan kebijakan Umum APBD Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA PPAS), Rabu (30/10).
Diketahui Dinas Bina Marga mengajukan anggaran untuk tahun 2020 dengan total sebesar Rp 4,1 trilun.
Namun setelah melewati tahapan pemaparan perdana bersama Komisi D, akhirnya anggaran tersebut mengalami pengurangan untuk efisiensi sebesar Rp 3,9 triliun.
"Pengurangan dari Dinas Bina Marga secara rinci Rp 257 miliar, tapi kita juga belum tahu angka akhir pastinya," kata Hari.
Ia menuturkan Dinas Bina Marga DKI akan kembali melakukan pembahasan anggaran namun menunggu Komisi D selesai dengan SKPD lainnya.
"Masih tunggu Dinas LH, kita tunggu panggilan saja. Hari Minggu pun tetap bisa, kita siap bahas," kata Hari.
Diketahui Dinas Bina Marga DKI saat ini mengerjakan banyak Kegiatan Stategis Daerah seperti penertiban kabel udara, pembangunan trotoar, pembangunan jalur sepeda bersama Dinas Perhubungan DKI Jakarta.
Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2019