BMKG: Peralihan musim ditandai cuaca ekstrem

5 November 2019 15:52 WIB
BMKG: Peralihan musim ditandai cuaca ekstrem
Ilustrasi - Petani membawa buah melon hasil panen di Colomadu, Karanganyar, Jawa Tengah, Sabtu (20/7/2019). Petani setempat mengaku mengalami kerugian karena kualitas buah melon hasil panen menurun akibat dari pengaruh cuaca ekstrem. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha/hp.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan peralihan musim kemarau ke musim hujan biasanya ditandai dengan cuaca ekstrem oleh karena itu masyarakat diminta untuk meningkatkan kewaspadaan.

"Fenomena ekstrem itu biasanya perubahan cuaca cepat, pagi hingga siang panas terik dan sore tiba-tiba hujan deras disertai petir," kata Kasubid Analisis Informasi Iklim BMKG Adi Ripaldi saat dihubungi di Jakarta, Selasa.

Fenomena ekstrem tersebut, kata dia, kadang berlangsung dalam durasi cukup singkat. Dampaknya dapat berupa hujan deras, banjir, hingga menyebabkan pohon tumbang dan lain sebagainya.

Memasuki November 2019, sejumlah daerah yang terjadi peralihan musim kemarau ke musim hujan yaitu Lampung, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara.

"Kita terus mengimbau masyarakat agar selalu waspada karena cuaca ekstrem bisa saja terjadi dengan tiba-tiba," katanya.

Baca juga: BMKG imbau warga waspadai cuaca ekstrem dan dampak pancaroba

Baca juga: Waspadai cuaca ekstrem saat pancaroba pada November, sebut BMKG


Kemudian, lanjut dia, pada periode transisi peralihan musim akibat hujan deras dan angin kencang, sejumlah daerah di Pulau Jawa berpotensi terjadi banjir.

"Beberapa daerah itu di antaranya Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur rentan terjadi banjir dan tanah longsor," katanya.

Selain itu, BMKG juga mengeluarkan peringatan dini cuaca hingga 6 November 2019. Wilayah yang berpotensi hujan lebat yaitu Kalimantan Utara. Kemudian, wilayah yang berpotensi hujan lebat disertai angin kencang, kilat atau petir yaitu Aceh dan Papua.

Peringatan cuaca dini tersebut dilatarbelakangi sirkulasi siklonik di Laut Andaman (level 925/700 hPa), Laut Cina Selatan bagian utara (level 925/700 hPa) dan di pesisir barat laut Australia (level 925/850 hPa).

Konvergensi terjadi di wilayah Laut Andaman, Laut Cina Selatan, perairan timur Vietnam Samudra Pasifik utara Papua. Terdapat belokan angin di wilayah Sumatera bagian tengah, Kalimantan bagian barat dan timur, Sulawesi bagian tengah, Papua Barat dan Papua.*

Baca juga: Waspadai petir-angin kencang musim transisi di Kalsel, sebut BMKG

Baca juga: Memasuki cuaca ekstrem, warga diimbau jaga daya tahan tubuh

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019