Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota Surakarta, Joni Sumantri, di Solo, Selasa mengatakan lapangan pendukung yang disiapkan adalah lapangan Kottabarat, Stadion Sriwedari, Karangasem, Stadion UNS, dan Banyuanyar.
Menurut dia, penunjukkan Stadion Manahan Solo harus disambut dengan gembira dan antusias, karena menjadi salah satu kota penyelenggara Piala Dunia U-20 di Indonesia yang bakal menyedot perhatian dunia internasional.
Baca juga: Stadion Manahan akses mudah Piala Dunia U-20
"Stadion Manahan sebagai venue utama pertandingan tidak ada persoalan, karena sudah standar FIFA dari sarana dan prasarana. Yang perlu diperhatikan sekarang adalah lapangan pendukung. Makanya kita harus sesuaikan dengan standar," katanya.
Joni mengatakan lapangan pendukung perlu pembenahan antara lain fasilitas ruang ganti, toilet, sesuai dengan internasional. Bahkan, kualitas rumput untuk lapangan pendukung setara dengan lapangan utama.
Selain itu, lanjut dia, persoalan baru muncul jika ada sesi latihan pada malam, lima lapangan yang disediakan juga harus ada lampu penerangan. Dari lima lapangan pendukung itu, yang memiliki fasilitas lampu hanya di Stadion Sriwedari.
Kendati demikian, Wali Kota Surakarta FX. Hadi Rudyatmo, sudah mengirimkan surat ke pemerintah pusat dan PSSI untuk mengharapkan ada dukungan anggaran penyempurnaan lima lapangan itu.
Bahkan, pihaknya juga sudah melakukan konsultasi penanggung jawab perawatan rumput Stadion Manahan Solo, Doktor Rahayu, menyebutkan satu lapangan membutuhkan dana sekitar Rp4,5 miliar hingga Rp5 miliar. Jika anggaran besar dibebankan melalui APBD Kota Surakarta, sangat berat.
"Stadion Manahan Solo menggunakan rumput jenis 'zoysia japonica' yang masuk dalam standar FIFA. Delegasi FIFA yang mengecek Stadion Manahan memuji kerataaan dan kualitas rumput stadion itu," katanya.
Baca juga: Ganjar bangga Manahan Solo tempat Piala Dunia U-20
Baca juga: Stadion Manahan siap gelar Piala Dunia U-20
Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2019