• Beranda
  • Berita
  • Malaysia tahan dua pembangkang Kamboja dalam perjalanan ke Thailand

Malaysia tahan dua pembangkang Kamboja dalam perjalanan ke Thailand

5 November 2019 23:24 WIB
Malaysia tahan dua pembangkang Kamboja dalam perjalanan ke Thailand
Menteri Urusan Islam Negara Kamboja, Oknha Datuk Dr. Othsman Hassan, memberikan kuliah umum dalam kunjungan ke kampus Universitas Al-Azhar Islam (UAI) di Jakarta, Kamis (31/10/2019). (ANTARA/Suwanti)

Pihak berwajib Malaysia menahan dua anggota oposisi Kamboja ketika mereka menunggu untuk menaiki pesawat dengan penerbangan ke Thailand.

Penahanan tersebut dipandang sebagai bagian dari penumpasan terhadap para pembangkang di pengasingan di Asia Tenggara, kata kelompok-kelompok hak asasi manusia pada Selasa.

Pihak berwajib di Malaysia, bersama dengan Vietnam, Kamboja dan Thailand, telah dituding oleh kelompok-kelompok HAM menahan dan mengembalikan pengeritik pemerintah-pemerintah negara tetangga, bahkan mereka yang memiliki status pengungsi politik dari PBB.

Dua warga Kamboja itu, yang termasuk pencari suaka, ditahan pada Senin malam (4/11) dan dideportasi ke negara asal mereka Selasa, kendati Kementerian Dalam Negeri dan Departemen Imigrasi Malaysia menarik perintah itu setelah ada imbauan, kata Jerald Joseph dari Komisi HAM Malaysia.

"Saat ini kami berusaha menemui mereka di tahanan dan juga menentukan status mereka. Tetapi kami gembira kementerian itu memilih tidak mendeportasi, saya pikir itu isyarat baik," kata Jerald kepada Reuters.

Jerald mengatakan mereka tidak tahu atas dasar apa perintah deportasi sebelumnya dikeluarkan.

Kementerian Dalam Negeri dan Departemen Imigrasi Malaysia serta UNHCR tidak menanggapi permintaan untuk memberi tanggapan. Kementerian Luar Negeri Malaysia menolak memberi komentar.

Deputi Direktur Human Rights Watch untuk Asia, Phil Robertson mengatakan dua orang Kamboja yang ditahan adalah anggota Partai Penyelamat Nasional Kamboja (CNRP) yang sudah dilarang oleh pemerintahan Perdana Menteri Kamboja Hun Sen.

Kamboja telah menangkap sedikitnya 48 pegiat oposisi tahun ini atas tuduhan berkomplot untuk menggulingkan pemerintah sebelum rencana kepulangan Sam Rainsy, pendiri CNRP yang sudah dibubarkan, pada Sabtu. Rainsy pergi mengasingkan diri ke Prancis empat tahun lalu setelah pengadilan menjatuhkan hukuman untuk pencemaran nama baik di mana ia diperintahkan untuk membayar 1 juta dolar AS sebagai kompensasi.

Pemerintah Hun Sen mengerahkan tentara di sepanjang perbatasan sebagai antisipasi atas pengumuman rencana kepulangan Rainsy.

Sumber: Reuters

Baca juga: Menteri Othsman kisahkan kedekatan PM Kamboja dengan umat Muslim

 

Pewarta: Mohamad Anthoni
Editor: Chaidar Abdullah
Copyright © ANTARA 2019