Benarkah kedelai berdampak buruk untuk tubuh?

6 November 2019 08:04 WIB
Benarkah kedelai berdampak buruk untuk tubuh?
Seorang petani memeriksa tanaman kedelai, saat panen raya kedelai di Desa Pager Ngumbuk Kecamatan Wonoayu, Sidoarjo, Sabtu (28/7). Pemerintah akan mencabut bea masuk kedelai yang berlaku efektif per 1 Agustus 2012. Diharapkan, dengan pembebasan bea masuk tersebut, harga akan bergerak turun minimal 5% sesuai dengan besaran bea masuk yang dihapus. Jika ternyata harga tetap bertahan tinggi, dimungkinkan penghapusan akan dicabut sebelum akhir Desember 2012. FOTO ANTARA/Eric Ireng/ed/nz/12 (ANTARA/ERIC IRENG)
Ada beragam pendapat mengenai dampak konsumsi kedelai bagi tubuh, namun beberapa penelitian menjamin manfaat kacang-kacangan ini kedelai bagi kesehatan.

Beberapa produk populer yang terbuat dari kedelai antara lain susu kedelai, tahu, tempe, kecap dan miso. Setengah cangkir tahu mengandung 253 miligram kalsium, 152 miligram fosfor dan 46 miligram magnesium.

Namun, sebuah studi Penelitian membuktikan konsumsi kedelai dapat menurunkan produksi hormon tiroid. Satu analisis dari Loma Linda University, yang menganalisis 14 percobaan, mengungkapkan, konsumsi kedelai dalam jumlah sedang tidak membahayakan orang dengan tiroid.

Tetapi bagi orang-orang yang tidak memiliki cukup yodium, kedelai dapat menyebabkan beberapa konsekuensi negatif jika dikonsumsi secara berlebihan.

Isoflavon yang ditemukan dalam tanaman kedelai memiliki fungsi yang mirip dengan estrogen sehingga menakuti orang-orang yang ingin mencegah kanker payudara dan ovarium. Ini karena kedua jenis kanker tersebut disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon.

Karena aktivitas fitoestrogen, pria juga khawatir tentang gangguan hormon yang dapat berakhir pada kanker prostat. Namun, ada penelitian yang mengklaim sebaliknya dan menunjukkan kedelai mengurangi risiko kanker prostat.

Sebagai kesimpulan, untuk menghindari efek samping, pilih varietas yang diproses dan non-fermentasi minimal yang belum direkayasa secara genetika untuk dikonsumsi secukupnya, demikian seperti dilansir Medical Daily.

Baca juga: Pemerintah-Bulog dorong promosi kedelai lokal kurangi impor

Baca juga: KFC uji coba menu "ayam tanpa daging" di AS

Baca juga: Manfaat protein kedelai yang tak kalah dari protein hewani

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019