Kementerian Pertanian didukung oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Perum Bulog mendorong promosi konsumsi kedelai lokal untuk mengurangi ketergantungan kedelai impor.Pemerintah terus mendorong petani tanam kedelai yang kadar proteinnya lebih tinggi dibanding kedelai impor. Selanjutnya kita koneksikan dan promosikan untuk kebutuhan sehari-hari di rumah sakit, sekolahan, TNI, Polri, hotel, kafe dan komunitas khusus
Asisten Deputi Pangan dan Pertanian Kemenko Bidang Perekonomian, Darto Wahab mengemukakan kebutuhan kedelai untuk konsumsi masyarakat cukup tinggi sekitar 4,4 juta ton atau setara Rp20 triliun. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat harus didatangkan dari luar atau impor yakni Amerika Serikat sekitar 3,3 juta ton.
"Pemerintah terus mendorong petani tanam kedelai yang kadar proteinnya lebih tinggi dibanding kedelai impor. Selanjutnya kita koneksikan dan promosikan untuk kebutuhan sehari-hari di rumah sakit, sekolahan, TNI, Polri, hotel, kafe dan komunitas khusus lainnya," kata Darto Wahab melalui keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.
Darto optimistis tren konsumsi kedelai lokal bisa semakin meningkat ketimbang produk impor. Pasalnya, selama ini petani sudah tanam kedelai lokal dengan baik.
Hanya saja, kedelai lokal yang ditanam petani kalah bersaing dengan kedelai impor. Sebab, harga kedelai impor sangat murah Rp4.800/kg, sedangkan kedelai lokal Rp6.800/kg.
Baca juga: Bulog siap serap kedelai petani lokal
Menurut dia, melalui pasar khusus seperti rumah sakit, sekolahan, TNI, Polri dan lainnya itu, petani akan terbantu dan masih bisa menjual dengan harga Rp6.800 per kilogram.
Dengan pasar khusus perekonomian masyarakat khususnya petani akan bergerak, pengepul dan industri hilirnya pun berkembang. Masyarakat yang mengkonsumsi kedelai lokal juga sehat
Ada pun potensi budidaya kedelai lokal cukup tinggi, pasarnya luas dan memiliki rasa khas serta menyehatkan. Sebanyak 72 persen kedelai lokal diproses di Jawa dan ditanam di Jawa.
Baca juga: Pemerintah diminta hidupkan petani kedelai lokal
Ia menyebutkan kedelai telah menopang 92.000 industri kecil dan menengah (IKM) dan menjadi sumber penghasilan masyarakat. Dari jumlah tersebut, 50 persen industri tempe dan 40 persennya berasal dari industri tahu, sisanya 10 persen dari industri kecap, tauco dan olahan.
Menurut Darto, sebagai sumber protein yang murah dibanding daging ayam, telor dan ikan, keberadaan kedelai lokal bisa dikembangkan dengan baik dari hulu hingga hilir. IKM pun perlu jaminan bahan baku untuk keberlanjutan usahanya.
"Sebagai sumber protein yang murah, pemerintah perlu terus mendorong perluasan budidaya kedelai lokal. Keberadaan kedelai lokal, juga bisa menghemat devisa negara, dan mengurangi risiko kelangkaan bahan baku," kata dia.
Baca juga: Tempe dari kedelai lokal sama enaknya dengan kedelai impor
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019