Melalui siaran persnya diterima, Rabu, juara dua dunia itu dipersembahkan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Seni Tari Universitas Hasanuddin (Unhas) membawakan Tari Toraya Mangkasara.
Ajang ini melibatkan perwakilan dari 34 negara seperti Prancis, Kroasia, Rusia, dan beberapa negara lainnya selama empat hari, dimana para peserta berjuang keras menampilkan tarian khas negara masing-masing untuk mengambil hati para juri.
"Harapan kami dengan berbagai penampilan tarian ini nantinya bisa meningkatkan daya tarik wisata mancanegara ke Indonesia," ujar Anita Athalia, salah satu dari 12 penari Toraya Mangkasara asal Indonesia.
Baca juga: Tim tari Unhas wakili Indonesia dalam kontes internasional di Italia
Baca juga: Mahasiswa UI juara umum festival tari di Perancis
Anita, anak Haryanto Mangguluang selaku Kepala Desa di Kabupaten Sidrap yang menyabet medali perak, merasa sangat bangga bisa mengibarkan bendera pusaka merah putih, di negara Italia.
Menurut dia, untuk sampai di sana butuh kerja keras selama tujuh bulan latihan secara rutin dan mengasah kekompakan tim hingga bisa meraih juara.
"Dengan kekompakan tim serta fokus dan taat latihan akhirnya kami bisa sampai ke Italia dan berhasil meraih juara kedua da mendapatkan medali perak. Kami sangat bangga bisa membawa nama harum bangsa Indonesia," tambahnya.
Baca juga: Penari remaja Surabaya siap bertanding di Portugal
Baca juga: Danadyaksa budaya raih penghargaan di Festival Folklore Internasional
Baca juga: Gayagayo kenalkan saman tradisional ke dunia internasional
Pewarta: M Darwin Fatir
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019