Iran menuntut agar negara itu dapat dengan mudah menjual minyaknya, menggunakan asetnya dan mengawasi hasil dari pencabutan sanksi, kata Presiden Rouhani dalam upacara yang membeberkan proyek pembangunan di Teheran.
Dunia mesti memahami bahwa bangsa besar Iran telah memilih perlawanan untuk membawa pihak lain ke meja perundingan, kata Rouhani.
Presiden Iran itu mengatakan pada upacara tersebut bahwa Iran akan melakukan langkah keempat mengenai pengurangan komitmen pada JCPOA.
Presiden Rouhani mengatakan ada peluang dua-bulan untuk perundingan dengan pihak negara di dalam JCPOA.
"Perlawanan meletakkan dasar buat perundingan, dan perundingan memanfaatkan perlawanan; tak ada pertentangan antara keduanya.
"Di dalam JCPOA, jumlah simpanan uranium memiliki batas 300 kilogram. Berdasarkan itu, kami harus menjual kelebihannya. Pada langkah pertama, kami mencabut batas ini dan menyimpan apa saja yang kami perkaya."
"Di dalam JCPOA, kami berjanji untuk tidak melampaui pengayaan di atas 3,67 persen, tapi dalam langkah kedua, kami mengurangi komitmen kami berkaitan dengan batas pengayaan ini dan sekarang kami berkomitmen untuk memperkaya hanya pada tingkat ini," katanya.
"Pada langkah ketiga, kami melampaui kerangka kerja yang ditetapkan buat R&D, dan kami akan membuat setiap jenis ilmiah, produksi sentrifugal, dan jumlah serta rangkaian. Kami mengumumkan kepada P4+1 dan teman-teman kami bahwa kegiatan baru kami akan diawasi oleh Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), dan langkah ini tak bisa diubah seperti langkah terdahulu," kata Rouhani.
Sumber: IRNA
Baca juga: AS jatuhi sembilan orang sanksi terkait Ayatollah Ali Khamenei
Baca juga: Menlu Iran menyeru AS kembali pada kesepakatan nuklir 2015
Baca juga: AS dan negara Teluk berlakukan sanksi puluhan perusahaan terkait Iran
Indonesia - Iran jajaki kerja sama minyak dan gas
Pewarta: Chaidar Abdullah
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2019