Anggota Komisi XI DPR RI Junaidi Auly mengharapkan adanya upaya dari pemerintah untuk memperbaiki kinerja industri pengolahan yang dapat bermanfaat guna mendukung pertumbuhan ekonomi.Upaya mencapai pertumbuhan tinggi memang menghadapi berbagai tantangan
Junaidi dalam pernyataan di Jakarta, Rabu, mengatakan pembenahan sektor manufaktur dapat bermanfaat untuk memperkuat daya tahan ekonomi dalam negeri agar tidak rentan dari tekanan global.
Menurut dia, industri manufaktur yang menyumbang kontribusi sebesar 19 persen terhadap PDB juga memiliki keunggulan yaitu menyerap banyak tenaga kerja.
Baca juga: BI perkirakan perlambatan ekspansi industri lanjut di triwulan IV 2019
"Kita sangat bergantung pada industri penyerap tenaga kerja besar, sehingga pemerintah harus meningkatkan dukungan (insentif) kepada sektor tersebut dan tentunya dengan memperhatikan rasionalitas," ujarnya.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat industri pengolahan mengalami pertumbuhan 4,15 persen pada triwulan III-2019 karena dukungan dari industri makanan dan minuman serta furnitur.
Meski demikian, pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-2019 ini hanya tercatat 5,02 persen atau melambat dibandingkan periode sebelumnya.
Junaidi mengakui kondisi global yang masih diliputi ketidakpastian akibat perang dagang menjadi salah satu penyebab ekonomi Indonesia tidak bisa tumbuh optimal.
Padahal pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dibutuhkan karena dapat menekan angka kemiskinan, mengurangi pengangguran dan mengatasi tingkat ketimpangan.
Selain itu, pertumbuhan ekonomi yang lebih optimal dapat mendorong Indonesia keluar dari jebakan negara penghasilan menengah (middle income trap) dalam jangka panjang.
"Upaya mencapai pertumbuhan tinggi memang menghadapi berbagai tantangan, baik dari perkembangan global maupun kondisi ekonomi domestik," kata Politisi PKS.
Baca juga: Industri pengolahan perlu perhatian reformasi struktural
Baca juga: Kemenperin nilai industri pengolahan kopi semakin prospektif
Pewarta: Satyagraha
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019