Sebanyak 111.040 orang anak usia sekolah pada jenjang pendidikan SD/MI sampai jenjang SMA/SMK di Nusa Tenggara Timur mengalami putus sekolah sehingga perlu dilakukan upaya penyelamatan oleh pemerintah agar anak-anak NTT itu kembali bersekolah.Pemerintah NTT perlu melakukan berbagai upaya agar anak-anak dapat kembali ke sekolah
Demikian dikatakan Provinsial Manajer Program INOVASI NTT, Hironimus Sugi dalam keterangan pers di Kupang, Kamis.
Hironimus Sugi mengatakan hal itu terkait akan dilaksanakannya kegiatan lokakarya pendidikan yang berlangsung di Kupang pada tanggal 11-13 November 2019.
Baca juga: Kemendikbud: Zonasi dibuat untuk menjawab masalah putus sekolah
Ia mengatakan, sangatlah penting memastikan bahwa anak-anak generasi NTT memiliki kemampuan dan daya saing yang baik untuk menghadapi dunia kerja global pada Abad 21 sejalan dengan Visi Gubernur dan Wakil Gubernur NTT yaitu " NTT Bangkit Menuju Sejahtera" khususnya dalam bidang pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM).
Menurut Hironimus Sugi, fokus perhatian pemerintah di provinsi berbasis kepulauan ini perlu dilakukan terhadap 111.040 orang anak usia sekolah pada jenjang SD/MI sampai jenjang SMA/SMK yang saat ini mengalami putus sekolah.
"Jumlah anak usia sekolah yang mengalami putus sekolah di NTT sangat banyak sesuai data Susenas Pendidikan 2018 yaitu sebanyak 111.040 orang. Pemerintah NTT perlu melakukan berbagai upaya agar anak-anak ini dapat kembali ke sekolah formal atau dapat mengakses pendidikan luar sekolah lainnya," tegas Hironimus Sugi didampingi Education Policy Spesialist, Inovasi NTT, Mus Mualim dan Kasubag Pers dan Pengelolaan Pendapat Umum Biro Humas dan Protokol Setda Prov NTT, Verry Guru.
Selain itu tambah Hironimus Sugi pemerintah NTT perlu mempertahankan 1,35 juta anak usia sekolah yang sekarang berada di sekolah formal baik di jenjang SD/MI sampai SMA/SMK untuk tidak mengalami putus sekolah dengan tetap mendapatkan pendidikan yang berkualitas.
Ia berharap pemerintah dapat mempertahankan 1,35 juta anak usia sekolah yang sekarang berada di sekolah formal baik di jenjang SD/MI sampai dengan jenjang SMA/SMK untuk tidak drop out dan tetap mendapatkan pendidikan yang berkualitas.
Hironimus Sugi berharap melalui lokakarya pendidikan yang berlangsung pada pekan depan dapat menghasilkan komitmen dari pemerintah kabupaten/kota di NTT terhadap pencapaian sasaran pembangunan pendidikan berbasis pada pencapaian SDG's pemerintah.
Baca juga: Sekda Bangka minta pemerintah desa data anak putus sekolah
Pewarta: Benediktus Sridin Sulu Jahang
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019