Teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) pelacak rute penyelundupan satwa langka dilindungi bernama Pangolin buatan tim milenial Indonesia menjuarai kontes Zoohackathon 2019 yang digelar Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat di Kinabalu, Malaysia.Umumnya dalam satu kasus, analis itu harus mengumpulkan berpuluh-puluh artikel dan itu bisa memakan waktu yang lama, mengabiskan waktu yang cukup besar untuk mengumpulkan data bukan melakukan analisanya
"Kita keluar sebagai juara satu di Zoohackton 2019 Kinabalu dengan software berbasis teknologi AI yang bernama Pangolin," kata Lintang Sutawika yang menjadi ketua tim dari enam anak milenial Indonesia yang mengembangkan teknologi AI tersebut kepada ANTARA di Jakarta, Kamis.
Baca juga: Nodeflux lengkapi sistem verifikasi data perbankan lewat AI
Perangkat lunak berbasis AI yang memiliki kemampuan mengekstrak informasi kunci dari artikel berita ini dapat membantu para analis, dengan mengurangi waktu untuk pengumpulan data dari berbagai artikel yang secara konvensional dilakukan dengan mencari dan mengumpulkan sendiri informasi yang didapat tanpa perlu membacanya satu per satu.
"Umumnya dalam satu kasus, analis itu harus mengumpulkan berpuluh-puluh artikel dan itu bisa memakan waktu yang lama, mengabiskan waktu yang cukup besar untuk mengumpulkan data bukan melakukan analisanya," kata Lintang yang juga mendirikan perusahaan perangkat lunak berbasis kecerdasan buatan bernama Konvergen AI di Jakarta.
Ia bersama lima rekan lainnya berhasil membuat prototipe perangkat lunak tersebut hanya dalam waktu 48 jam seperti yang diminta oleh penyelenggara.
Baca juga: Toshiba tingkatkan pemanfaatan PLTP Patuha dengan IoT dan AI
Pemenang dari perlombaan yang diikuti 17 tim dengan 85 peserta dengan hadiah utama 2.000 ringgit Malaysia atau sekitar Rp6,8 juta tersebut dapat mengikuti kontes final Zoohackton pada Januari 2020 yang akan mempertemukan juara-juara kontes dari 16 kota di seluruh dunia.
Zoohackton merupakan usaha yang dilakukan Kementerian Luar Negeri AS untuk mempromosikan solusi teknologi dan meningkatkan kesadaran untuk melawan perdagangan satwa langka di seluruh dunia.
Tahun ini Zoohackathon diadakan di 16 kota yaitu Bogota di Kolombia, Boston, Cleveland dan San Diego di Amerika Serikat, Kairo di Mesir, Entebbe di Uganda, Gaborone di Botswana, Jenewa di Swiss, Helsinki di Finlandia, Hong Kong di China, Manila di Filipina, New Delhi dan Kalkuta di India, Kota Kinabalu di Malaysia, Sao Paulo di Brazil dan Wina di Austria.
Baca juga: Huawei mulai lawan teknologi AI milik Amerika Serikat
Baca juga: Putin sepakati strategi nasional untuk pengembangan AI Rusia
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2019