Sejak beberapa hari terakhir Kota Baturaja, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan diselimuti kabut asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di wilayah setempat.Asap akibat karhutla ini biasanya mulai muncul pagi hari sekitar pukul 07.00 WIB hingga 10.00 WIB
Kondisi tersebut dikeluhkan masyarakat di wilayah itu, khususnya para pengendara karena mengganggu pernapasan sehingga terpaksa menggunakan masker saat berkendara di jalan raya.
"Meskipun asapnya tidak begitu tebal, namun cukup mengganggu pernapasan sehingga saya terpaksa menggunakan masker saat berkendara," kata salah seorang pengendara sepeda motor warga Baturaja, Adi di Baturaja, Kamis.
Menurut dia, asap karhutla ini mulai timbul sejak beberapa hari terakhir dan menyelimuti Kota Baturaja, khususnya saat pagi hari.
"Asap akibat karhutla ini biasanya mulai muncul pagi hari sekitar pukul 07.00 WIB hingga 10.00 WIB," kata Adi.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) OKU, Slamet Riyadi secara terpisah mengakui kabut asap yang menyelimuti Kota Baturaja sejak beberapa hari terakhir berdampak pada berkurangnya kualitas udara di wilayah itu.
"Sebelum ada kabut asap kulaitas udara di Baturaja masih baik. Namun, saat ini bisa dipastikan kualitasnya berkurang," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, dalam waktu dekat ini pihaknya akan mengundang DLH Provinsi Sumsel guna menguji kualitas udara di wilayah setempat.
"Kualitas udara ini akan diuji di laboratorium DLH Provinsi Sumsel karena kami belum memiliki peralatannya," demikian Slamet Riyadi.
Baca juga: BPBD Sumsel: 255.904 hektar lahan terbakar akibat karhutla
Baca juga: Status tanggap bencana karhutla Sumatera Selatan belum dicabut
Baca juga: BMKG: Warga kota Pelambang agar tetap waspada asap pascahujan
Pewarta: Edo Purmana
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019