• Beranda
  • Berita
  • Sikapi oposisi, Dubes Kamboja tegaskan perlindungan kedaulatan negara

Sikapi oposisi, Dubes Kamboja tegaskan perlindungan kedaulatan negara

8 November 2019 17:25 WIB
Sikapi oposisi, Dubes Kamboja tegaskan perlindungan kedaulatan negara
Dubes Kamboja untuk Indonesia Hor Nam Bora ditemui di Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta, Jumat (8/11/2019). (ANTARA/Yashinta Difa/tm)

Dubes Kamboja untuk Indonesia Hor Nam Bora menegaskan perlindungan terhadap kedaulatan negaranya dalam menyikapi rencana para pemimpin Partai Penyelamat Nasional Kamboja (CNRP) untuk kembali ke tanah air mereka.

“Ketika bicara mengenai oposisi, kita menyentuh isu kedaulatan, keamanan, dan stabilitas yang harus dihormati oleh seluruh rakyat Kamboja,” kata Hor saat ditemui di Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta, Jumat.

Dubes Hor datang di kantor Kemlu guna memenuhi panggilan Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler Kemlu RI Andri Hadi.

Hor sendiri tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai materi pembicaraan dengan pemerintah Indonesia, namun menyebut bahwa pertemuannya dengan pihak Kemlu berjalan baik.

“Saya ke sini (Kemlu) untuk menyampaikan apresiasi atas kerja sama yang baik dalam menangani isu ini,” tutur dia.

Rencana kepulangan pendiri CNRP Sam Rainsy ke Kamboja diungkapkan oleh wakil ketua partai tersebut, Mu Sochua, dalam konferensi pers yang diselenggarakan di Jakarta, Rabu (6/11). Konferensi itu digelar atas kerja sama dengan Kurawal Foundation,  organisasi nonprofit yang bergerak di bidang kebebasan media dan penegakan demokrasi.

Sam, yang selama empat tahun terakhir mengasingkan diri di Prancis, berencana terbang ke Thailand kemudian menuju ke Kamboja melalui jalur darat pada 9 November mendatang, bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Kamboja.

Kamboja telah mengerahkan pasukan di sepanjang perbatasannya dengan Thailand dan mengadakan latihan tembak langsung menjelang rencana kepulangan para pemimpin partai oposisi utama terlarang itu. Pengerahan itu dilaporkan sebagai langkah untuk menyikapi apa yang disebut Perdana Menteri Hun Sen sebagai “upaya kudeta”.
 

Arsip foto: Perdana Menteri Kamboja Hun Sen menunjukkan jarinya yang bertinta usai memberikan suara di bilik suara dalam pemilihan umum di Provinsi Kandal, Kamboja, Minggu (28/7/2013). ANTARA/REUTERS/Damir Sagolj/tm
 

Sedikitnya sudah 48 aktivis oposisi  ditangkap tahun ini dan dituduh berencana menggulingkan pemerintah sebelum kepulangan Sam Rainsy, demikian dilaporkan Reuters.

Sam sendiri  terancam ditangkap jika dia kembali ke Kamboja.

“Ketika Anda ingin mengambil alih pemerintah yang sah, ketika Anda ingin menangkap perdana menteri, itu adalah kudeta,” kata Dubes Hor.

“Jadi ini bukan (hanya) oposisi. Mereka ingin melakukan revolusi di Kamboja dan menciptakan republik Kamboja tertentu di masa depan,” ia melanjutkan.

Hor menuding gerakan yang dilakukan CNRP di bawah pimpinan Sam Rainsy dan Mu Sochua, bertentangan dengan semangat pemerintah untuk membangun Kamboja.

“Saya mengundang Anda untuk pergi dan melihat sendiri perkembangan Kamboja hari ini. Kamboja, tanpa kepemimpinan (pemerintah) saat ini, tanpa stabilitas dan keamanan, tidak akan menjadi Kamboja yang seperti sekarang,” tutur dia.

Baca juga: Interupsi konferensi pers oposisi, Dubes Kamboja minta maaf

Baca juga: Malaysia bebaskan tokoh oposisi Kamboja yang ditahan

Baca juga: Petinggi oposisi tegaskan Sam Rainsy akan pulang ke Kamboja

 

Kunjungi PT Inka, Delegasi Kamboja kagumi kereta buatan Indonesia

 

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2019