Kepolisian Daerah Jawa Timur menyebut insiden atap kelas SDN Gentong, Kota Pasuruan, yang ambruk hingga menelan korban jiwa dikarenakan faktor kelalaian konstruksi bangunan gedung sekolah tersebut.Ada dua kasus yang ditemukan tim forensik dalam kasus tersebut. Pertama, soal kelalaian yang menyebabkan orang meninggal dan luka-luka dan kasus tindak pidana korupsi
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera di Surabaya, Jumat, mengatakan faktor tersebut didapat setelah tim laboratorium forensik menyelesaikan gelar perkara.
"Ada dua kasus yang ditemukan tim forensik dalam kasus tersebut. Pertama, soal kelalaian yang menyebabkan orang meninggal dan luka-luka dan kasus tindak pidana korupsi," ujarnya kepada wartawan.
Baca juga: Plt Wali Kota minta bukti pernyataan Pasuruan tak berpihak pendidikan
Dugaan korupsi, kata dia, karena ditemukan banyak hal yang tidak sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang ada, seperti adanya indikasi material yang tidak sesuai dan ada ketentuan daripada konstruksi yang tidak dilakukan oleh pihak pelaksana proyek.
Terkait beberapa temuan itu, Barung menyatakan polisi telah mengantongi nama yang bertanggung jawab atas insiden tersebut dan dalam waktu dekat akan disampaikan Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan.
"Kapolda Jatim konsen terhadap kasus ambruknya sekolah itu, dan dalam waktu dekat Bapak Kapolda akan menyampaikan siapa-siapa saja yang terlibat menjadi tersangka," ucapnya.
Baca juga: Polisi duga ada ketidaksesuaian spesifikasi konstruksi kelas ambruk
Kendati demikian, ia belum bisa menyampaikan siapa saja yang akan ditetapkan sebagai tersangka, sebab hingga saat ini tim penyidik masih terus melakukan pendalaman.
"Tim masih terus melengkapi barang bukti, nanti Pak Kapolda langsung yang akan mengumumkan," kata perwira menengah tersebut.
SDN Gentong di wilayah Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan ambruk pada Selasa (5/11) pukul 08.30 WIB dan mengakibatkan dua orang meninggal dunia, yaitu satu siswa dan seorang guru, ditambah belasan siswa lainnya mengalami luka-luka akibat tertimpa reruntuhan material atap kelas.
Gedung sekolah yang ambruk berada di bagian depan, terdiri dari empat kelas yakni kelas 2-A dan 2-B, serta kelas 5-A dan 5-B.
Baca juga: Polisi: Pemeriksaan saksi atap sekolah ambruk tunggu hasil labfor
Baca juga: Gubernur Jatim jenguk korban tewas atap kelas ambruk
Pewarta: Fiqih Arfani/Willy Irawan
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2019