Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Sepak Takraw Indonesia (PB PSTI) Asnawi Rahman berharap prestasi pada Asian Games 2018 dapat terulang. Saat itu, sepak takraw berhasil membuat sejarah baru dengan mempersembahkan satu medali emas dan satu perak untuk Indonesia.
Namun sayangnya, nomor andalan Indonesia yakni quadrant putra tidak dipertandingkan pada pesta olahraga dua tahunan itu.
Baca juga: Timnas polo berkuda jalani TC di Filipina jelang SEA Games
"Masalahnya itu tidak ada nomor spesialisasi kami. Biasanya juga kami bertanding tiga nomor putra, kali ini putra hanya dua nomor. Putri juga biasanya dua nomor jadi hanya satu," katanya saat dihubungi di Jakarta, Jumat.
Meski demikian, ia tetap optimistis timnya mampu merebut satu medali emas apalagi peta kekuatan tim lawan juga menurutnya merata.
"Pesaing itu jelas tuan rumah. Mereka mengincar medali emas di sepak takraw. Tapi tim Myanmar, dan Thailand juga sudah merata kehebatannya," ucap Asnawi.
Baca juga: Tampil di 9 kelas, pencak silat targetkan empat emas SEA Games
Keyakinan Asnawi semakin mantap karena timnya telah mendatangkan dua pelatih asal Thailand, yakni Prawet dan Poonsak dengan biaya mandiri. Selain itu, ada juga pelatih Zainal Setu, Andi Nur Alim Kaba, dan Syukur Saing.
Pada SEA Games Filipina, timnas sepak takraw Indonesia akan turun di tiga nomor, yakni tim beregu putra, tim double putra, dan tim hoop putri.
"Saya mohon dukungan kepada seluruh stakeholder. Artinya kami mau berbuat untuk Indonesia supaya sepak takraw lebih dikenal ya. Tentunya sepak takraw Indonesia akan dikenal jika ada prestasinya terus-menerus,” tuturnya.
Baca juga: Timnas catur Indonesia targetkan dua emas SEA Games
Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2019