Dua gunungan yang dikirab tersebut adalah Gunungan "Jaler" dan Gunungan "Estri". Dimana Gunungan Jaler berisikan buah dan sayuran hasil bumi, sedangkan Gunungan Estri berisi jajanan dan makanan olahan.
"Peringatan Garebek Maulud tahun ini di Kota Madiun berlangsung minimalis. Meski demikian, kirab gunungan ini menyimpan potensi wisata budaya dan religi yang luar biasa. Diharapkan bisa menarik wisatawan luar daerah," ujar Wali Kota Madiun Maidi saat sambutan dalam kegiatan tersebut.
Baca juga: Gunungan Grebeg Maulud menarik ribuan warga di Yogyakarta
Wali Kota menyebut minimnya kegiatan Garebek Maulud tahun ini dikarenakan padatnya agenda di dinas terkait. Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disbudparpora) Kota Madiun sebagai leading sector, tahun ini memiliki banyak kegiatan dengan waktu yang berdekatan.
"Nanti akan kita benahi. Setiap kegiatan, persiapannya harus matang. Nanti kita koreksi kurangnya apa dan harus bagaimana solusinya," kata dia.
Selain gunungan, juga dikirab buceng atau tumpeng sebanyak 30 buah sebagai simbol perwakilan masing-masing kelurahan dan kecamatan.
Setelah dikirab gunungan tersebut didoakan dan kemudian dibagikan kepada warga yang melihat sebagai perlambang atas berkah dari Tuhan YME.
Sama seperti tahun sebelumnya, selain dalam rangka memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW, kirab dua gunungan tersebut juga sebagai pertanda puncak acara peringatan Garebek Maulud 2019 yang telah berlangsung selama beberapa hari di Kota Madiun.
Sebelumnya dalam kegiatan Garebek Maulud tahun ini, pemkot sudah menggelar sejumlah agenda terlebih dahulu, di antaranya Gema Shalawat dan gelaran kegiatan lain bernuasa islami.
"Kirab gunungan Garebek Maulud ini sudah menjadi ikon wisata budaya dan religi tahunan di Kota Madiun. Ke depan, diupayakan akan lebih meriah lagi," kata Maidi.
Acara yang berlangsung meriah tersebut melibatkan semua OPD dan siswa tingkat SD hingga SMA di Kota Madiun. Warga Kota Madiun cukup antusias dengan kegiatan tersebut. Mereka berebut jajanan, buah, dan sayur yang terdapat di gunungan sebagai simbol keberkahan.
"Dari tadi antre. Nunggu acara puncaknya, yakni "ngalub" berkah dengan berebut makanan dan bahan sayuran dari gunungan. Kalau bisa merebut, dipercaya akan mendapat berkah dalam kehidupan," kata seorang warga Madiun, Eni Puspita.
Ia mengaku senang dengan kegiatan tersebut. Selain menghibur karena ada pawainya, juga penuh dengan makna budaya dan keagamaan.
Baca juga: Ribuan orang berebut gunungan Gerebeg Maulud
Pewarta: Louis Rika Stevani
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019