"Saya ingin melaksanakan upacara di desa yang terdapat makam sosok pahlawan namun jarang dikunjungi atau tidak mendapat perhatian dan ternyata di sini terdapat makam enam pahlawan yang tergabung dalam Tentara Pelajar Purworejo atau Tentara Pelajar Kedu Selatan," kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, yang menjadi inspektur upacara peringatan Hari Pahlawan di Desa Wareng.
Tentara Pelajar merupakan bagian dari Ikatan Pelajar Indonesia (IPI) pimpinan Imam Pratigyo dan berkembang pesat hingga saat ibu kota RI dipindah ke Yogyakarta dan IPI Purworejo menjadi IPI Kedu Selatan.
Ganjar mengatakan bahwa Tentara Pelajar melancarkan berbagai serangan terhadap tentara Belanda di wilayah Purworejo dan sekitarnya.
Dalam perjuangan melawan penjajah, 21 pejuang dari Kedu Selatan gugur. Pejuang dari Tentara Pelajar yang gugur dan dimakamkan di Wareng ada enam orang, sisanya dimakamkan di daerah lain, termasuk Taman Makam Pahlawan Purworejo.
"Maka banyak tentara pelajar yang makamnya ada di sini hari ini ingin kita lihat, lumayan terawat. Tentu kita menghormati pahlawan di manapun berada, termasuk mereka yang tidak dikenal publik," kata Ganjar.
Upacara peringatan Hari Pahlawan di Desa Wareng diikuti oleh jajaran pegawai Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Pemerintah Kabupaten Purworejo, anggota TNI/Polri, pelajar, dan warga setempat.
Di antara warga, ada yang merapat ke barisan peserta upacara, tapi tidak sedikit pula yang memilih menyaksikan jalannya upacara di bawah pohon rindang.
Kepala Desa Wereng Nur Rahman mengatakan warganya sangat antusias menyambut pelaksanaan upacara peringatan Hari Pahlawan di lapangan desa mereka.
"Tidak ada yang menyangka. Ini baru pertama kalinya kok, senang saja masyarakat. Harapannya ya semoga Taman Makam Pahlawan yang ada di desa sini semakin ramai yang mengunjungi," katanya.
Usai upacara, Ganjar menuju makam enam anggota Tentara Pelajar yang berjajar di satu petak tanah di Dusun Sawit.
Setelah berdoa bersama Ketua Majelis Ulama Indonesia Jawa Tengah KH Ahmad Darodji, Ganjar menghampiri petugas di makam anggota Tentara Pelajar Roesnadi Soedjarma yang membawa keranjang berisi bunga mawar putih, berbeda dengan petugas di lima makam Tentara Pelajar lainnya.
Ganjar kemudian menaburkan bunga mawar putih di makam Roesnadi Soedjarma, lalu bertanya kepada Kepala Desa Wareng mengenai tradisi tabur bunga mawar putih di makam anggota Tentara Pelajar yang gugur 19 April 1949 tersebut.
Menurut Kepala Desa Wereng Nur Rahman, tradisi tabur bunga mawar putih di makam Roesnadi dilakukan sesuai dengan wasiat ahli kubur, yang ingin pusaranya hanya ditaburi bunga berwarna putih.
Ganjar kemudian mengatakan bahwa semestinya penghormatan diberikan kepada siapapun yang turut berjuang merebut maupun mempertahankan kemerdekaan, karenanya ia berusaha mencari makam pahlawan-pahlawan yang tidak banyak diketahui publik.
"Kalau perayaan Hari Pahlawan dan kita berkunjung pada pahlawan yang terkenal di publik dan tercatat dan orang sering mengerti, sudah menjadi kejamakan," katanya.
"Tanpa mengurangi rasa hormat pada seluruh pahlawan, sekarang saya ingin melihat cerita-cerita, ternyata di kampung-kampung itu ternyata zaman dulu banyak pahlawan. Termasuk Tentara Pelajar ini. Makanya kita sengaja mencari. Karena ini relatif yang baru saya dengar. Harapan saya, kita memberi penghormatan yang sama terhadap pahlawan, siapapun," demikian Ganjar Pranowo.
Baca juga:
NTB berikan bingkisan kepada veteran pada Hari Pahlawan
Jokowi katakan Indonesia butuh pahlawan pemberantas kemiskinan
Pewarta: Wisnu Adhi Nugroho
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019