Hal ini menanggapi kritik yang dilemparkan DPRD DKI terhadap dirinya karena dianggap tidak memprioritaskan anggaran untuk memperbaiki sistem penanggulangan banjir dan justru terfokus pada pembangunan trotoar yang menuai pro-kontra di masyarakat.
"Bahkan tadi pagi secara khusus kita tunjukkan apa yang kita kerjakan di Waduk Pluit misalnya. Jadi pengerukan-pengerukan jalan terus di waduk-waduk kita," kata Anies saat ditemui di Balai Agung Balai Kota Jakarta, Senin.
Anies menilai kedua pengerjaan proyek yang dikerjakan oleh Pemprov DKI Jakarta baik waduk maupun trotoar mendapatkan porsi perhatian yang sama namun porsi pemberitaannya yang berbeda.
Ia mengatakan, pihaknya telah berusaha agar banjir yang menjadi masalah Jakarta setiap musim hujan tidak terjadi dengan pengerukan di aliran-aliran air yang terbuka seperti di waduk dan sungai.
"Kalau yang namanya banjir, pada akhirnya itu adalah soal curah hujan juga. Jadi usaha yang kita lakukan adalah ikhtiar manusianya. Insyaallah kita aman," ujar Anies.
Baca juga: Waduk Cimanggis diproyeksi tanggulangi banjir bantaran Kali Caglak
Baca juga: Cegah pendangkalan, Pemprov DKI keruk Waduk Pluit
Sebelumnya, anggota komisi D DPRD DKI mengkritik Dinas Bina Marga DKI Jakarta dalam pembahasan Kebijakan Umum APBD dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA PPAS) karena mengajukan dana sebesar Rp1,2 triliun pada 2020 untuk melakukan pembangunan trotoar sebanyak 103 kilometer.
"Kok justru program prioritas dia trotoar? Sebentar lagi yang rawan banjir nih, kenapa tidak konsentrasi bahwa waduk itu yang harus diperbaiki?," kata Ketua Komisi D DPRD DKI Ida Mahmudah di ruang komisi D.
Rapat bersama itu akhirnya ditunda karena anggota dewan bersepakat untuk meninjau langsung kondisi trotoar yang saat ini dikerjakan oleh Bina Marga sebagai acuan untuk pengerjaan proyek trotoar di tahun mendatang.
Baca juga: Eceng gondok di Waduk Sunter Utara
Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2019