Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Owen Jenkins, menyebut pesawat angkut A400M buatan perusahaan Airbus sebagai pesawat penyelamat jiwa atau life-saving plane karena dianggap ideal untuk digunakan saat merespon dampakbencana alam terhadap kemanusiaan .
“Pesawat angkut A400M telah beroperasi di bawah Angkatan Udara (Royal Air Force) Inggris sejak tahun 2017 dan telah terlibat dalam berbagai respon terhadap bencana alam di Karibia, Mozambik dan juga Indonesia, saat terjadi gempa dan tsunami di Palu tahun lalu,” kata Dubes Owen Jenkins di Bandara Halim Perdanakusuma, Selasa.
Dubes Jenkins menyebut kegiatan-kegiatan misi kemanusiaan terkait bencana alam yang telah diemban membuktikan bahwa pesawat itu dapat menyelamatkan nyawa.
“Contohnya saat bencana alam menyerang Palu pada tahun 2018, pesawat ini cukup besar untuk membawa begitu banyak bahan bantuan, termasuk sejumlah alat-alat berukuran besar,” katanya.
Selain itu, pesawat tersebut juga memiliki kemampuan taktis untuk mendarat di landasan yang tidak sempurna atau permukaan lain.
“Saya rasa tidak berlebihan untuk menyebut pesawat ini telah secara langsung menyelamatkan jiwa di Indonesia dalam perannya pada bulan Oktober tahun lalu,”jelasnya.
British Royal Air Force membawa A400M miliknya ke Indonesia dan singgah di Bandar Udara Halim Perdanakusuma. Sebelumnya, pesawat tersebut telah mengunjungi Australia.
Dalam kesempatan tersebut, Wakil Kepala Staf Angkatan Udara (Wakasau) Marsekal Madya TNI Fahru Zaini bersama sejumlah pejabat dan personel Angkatan Udara meninjau lngsung pesawat angkut A400M buatan Airbus itu.
Fahru menyebut pihaknya memiliki perencanaan strategis untuk lima tahun ke depan, dimana dalam kurun waktu 2020-2024 ada rencana pembelian pesawat angkut berat.
“Namun apa yang akan dipilih tergantung dari yang memilih. Kita punya dewan penentu pengadaan mereka akan melihat dari sisi persyaratan (requirement) maupun spesifikasi teknis,” jelas Marsekal Madya TNI Fahru Zaini.
Indonesia sendiri dikatakan telah menjajaki pembelian pesawat A400M melalui Kementerian BUMN. Terkait hal tersebut, Wakasau mengatakan kerjasama antara Airbus dan Kementerian BUMN telah dilakukan secara bilateral, dan pihaknya akan memberikan dukungan operasional.
“Mereka sudah minta untuk pilotnya juga dari Angkatan Udara tapi nanti kita lihat bagaimana bisa mengoperasikannya. Nanti aka nada kerjasama antara AU dengan BUMN,” jelasnya.
Baca juga: Kementerian BUMN: Pertamina akan beli Airbus A400 untuk Pelita Air
Baca juga: Wakasau Fahru Zaini tinjau pesawat angkut A400M buatan Airbus
Baca juga: Indonesia-Inggris jalin kerja sama vokasi maritim
Pewarta: Aria Cindyara
Editor: Maria D Andriana
Copyright © ANTARA 2019