Selain pemain, terdapat pula pelatih bola basket dari 30 kota dari 22 provinsi yang berkumpul di Surabaya untuk mengikuti seleksi tersebut. DBL Camp tahun ini akan berlangsung dari 12 sampai 16 November.
"Seluruh campers sangat antusias karena mereka punya mimpi yang sama yaitu berangkat ke Amerika," kata Direktur DBL Indonesia, Masany Audri, dalam keterangan tertulis resminya.
Sejak 2010 sampai saat ini, DBL bermitra dengan World Basketball Academy (WBA) Australia untuk menggembleng para student athlete dan pelatih terpilih. Tahun ini, tim pelatih asal Australia yang berisi Shane Froling, CJ Jackson, Mark Heron, dan Makailah Dyer, dan Andrew Vlahov akan menjadi camp coordinator dan bekerja sama dengan tim pelatih dari DBL Academy.
"Kami sangat serius untuk memilih pemain yang terbaik dari yang paling baik di camp ini. Untuk itu, kami minta keseriusan mereka untuk all out," kata Vlahov.
Selain mendapat pelatihan dari tim pelatih, para peserta DBL Camp juga akan mendapatkan pemeriksaan kesehatan cuma-cuma dari National Hospital Surabaya, serta aquatic training bersama Team Flash Swimming.
Para peserta juga akan mendapat suntikan moral dari mantan pemain bola basket putri 3x3 Regita Pramesti dan pemain Satya Wacana Salatiga Cio Manuputty, dalam sesi sharing.
DBL Camp ini pada akhirnya akan memilih 12 atlet putra dan 12 atlet putri serta empat pelatih terbaik untuk masuk Honda DBL All-Star 2019, untuk kemudian berhak mendapatkan kesempatan berlatih dan bermain bola basket di AS.
Baca juga: DBL selenggarakan kompetisi basket 3x3 setahun penuh pada tahun depan
Baca juga: Indonesia gagal melaju ke fase gugur basket 3x3 World Beach Games
Pewarta: A Rauf Andar Adipati
Editor: Aris Budiman
Copyright © ANTARA 2019