Kesepakatan itu dihasilkan pada pertemuan Kamis antara Perdana Menteri Saad al-Hariri, politikus Sunni terkemuka Lebanon, dan perwakilan senior dari kelompok Syiah Amal dan Hizbullah.
Tidak ada komentar resmi dari ketiga partai itu atau pun Safadi. Lembaga penyiar tersebut juga tidak mengidentifikasikan sumber mereka.
Hariri mundur sebagai perdana menteri pada 29 Oktober saat menghadapi gelombang aksi protes yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap politikus berkuasa. Para penguasa disalahkan atas praktik korupsi yang merajalela dan menyeret Lebanon ke dalam krisis ekonomi terpuruk sejak perang saudara 1975-1990.
Hariri tetap menjadi perdana menteri sementara untuk saat ini.
Pascapengunduran diri, Hariri, yang bersekutu dengan Barat dan negara Teluk Arab, mengadakan pertemuan tertutup dengan sejumlah partai termasuk kelompok Hizbullah dukungan Iran, yang menginginkannya agar ia menjadi perdana menteri kembali.
Perdana menteri Lebanon harus dari kalangan Muslim Sunni, menurut sistem pembagian kekuasaan negara itu.
Sirus berita milik Hariri, Mustaqbal Web, menyerbutkan pertemuan antara Hariri, Ali Hassan Khalil dari Gerakan Amal dan Hussein al-Khalil dari Hizbullah membahas soal rekomendasi Safadi untuk posisi tersebut.
Safadi merupakan pengusaha ternama sekaligus anggota parlemen dari kota utara Tripoli. Ia sebelumnya menjabat sebagai menteri keuangan periode 2011-2014 di bawah pemerintahan perdana menteri Najib Mikati.
Sumber: Reuters
Baca juga: PBB serukan pemerintahan baru yang kompeten di Lebanon
Baca juga: Shamir Geagea serukan pembentukan pemerintah teknokrat
Baca juga: Iran desak persatuan partai politik Lebanon pascapengunduran diri PM
Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Maria D Andriana
Copyright © ANTARA 2019