"Ponsel ini akan memberikan kesadaran publik yang lebih besar terhadap merk (Motorola), terutama di pasar-pasar utama seperti Amerika Utara," kata COO Lenovo, Gianfranco Lanci, dikutip dari laman Bloomberg, Jumat.
Lenovo pada 2014 lalu membeli Motorola dari Google. Merk tersebut pernah menjadi ponsel yang terpopuler, termasuk di Indonesia, lewat ponsel lipat model clamshell Razr, yang pertama kali keluar pada 2004.
Baca juga: Motorola Razr layar lipat dirilis 13 November
Motorola Razr keluaran 2019 masih mengusung model ikonik mereka, ponsel yang dapat dilipat, namun, dengan layar sentuh seperti ponsel masa kini. Razr, yang berukuran 6,2 inci, masih memakai model clamshell atau yang juga sering disebut flip, ponsel dilipat secara horizontal.
Seperti ponsel flip zaman dulu, pengguna juga bisa membuka ponsel untuk mengangkat telepon. Desain yang dipakai Razr berbeda dengan ponsel lipat modern yang lipatannya mirip ketika membuka-tutup buku.
Motorola Razr berjalan dengan sistem operasi Android 9 Pie dan menggunakan baterai yang kecil, hanya 2.510mAh.
Jika dibandingkan dengan kompetitor ponsel lipat keluaran Samsung atau Huawei, spesifikasi Razr cukup rendah, mereka menggunakan chip Snapdragon 710 dan tidak ada versi yang mendukung 5G.
Jika ditilik dari segi harga, dengan spesifikasi tersebut, harga Motorola Razr lebih terjangkau dibandingkan kompetitor ponsel lipat, hanya 1.499 dolar AS, atau sekitar Rp21 juta.
Dikutip dari laman resmi Motorola untuk Razr, performa ponsel ini didukung RAM 6GB dan kapasitas internal 128GB.
Untuk fotografi, Motorola hanya membekali Razr dengan kamera tunggal 16Mp di belakang dan kamera swafoto 5MP.
Baca juga: Huawei tunda peluncuran ponsel lipat Mate X
Baca juga: Samsung pamerkan Galaxy Fold di China
Baca juga: Wacana ponsel lipat Microsoft Surface Phone muncul lagi
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2019