Ketua Aliansi Suporter Indonesia Malaysia (ASIM) Luki Ardianto mengemukakan hal itu dengan didampingi pengurus Mahfud Tejani di Kuala Lumpur, Sabtu.
"Sikap kami sesuai kesepakatan teman-teman saat kopi darat pertengahan bulan Oktober memutuskan tidak masuk ke tribun atau bisa disebut juga boikot tetapi teman-teman akan tetap hadir di Bukit Jalil untuk menyuarakan aksi ketidakpuasan terhadap Federasi PSSI," ujar Luki Ardianto.
Baca juga: PSSI putus kontrak Simon McMenemy setelah laga kontra Malaysia
Luki menyatakan ketidakpuasan tersebut seperti pada liga yang amburadul, jadwal yang "seperti kerja rodi", dan masih banyaknya orang lama dalam kepengurusan baru PSSI. Padahal, orang-orang lama itu telah gagal para periode sebelumnya, dan semestinya mengundurkan diri dari PSSI.
"Juga persiapan Timnas selama pra Piala Dunia ini seperti tidak serius diurusnya, pemilihan pemain juga asal-asalan karena banyak pemain yang penampilannya bagus di liga malahan tidak dipanggil," katanya.
Baca juga: Beto: sikap suporter Indonesia jatuhkan mental pemain
Kendati memboikot, ujar pria asal Kediri tersebut, pihaknya akan tetap membantu para suporter asal Indonesia yang datang ke Malaysia dengan melakukan koordinasi dan menyediakan sejumlah bus untuk para suporter menuju Stadion Bukit Jalil dan saat pulang pada titik-titik tertentu.
Tentang kekhawatiran terjadinya insiden, Luki mengatakan, Jumat lalu pihaknya sudah diajak koordinasi dengan Polisi Diraja Malaysia (PDRM) untuk pertandingan Selasa mendatang.
"Poin-poinnya diantaranya nanti suporter Indonesia akan dijadikan satu di Gate E dan gate dibuka jam 16.00 sore kemudian suporter Indonesia bisa masuk. Suporter Indonesia setelah pertandingan tidak bisa keluar dulu, setelah suporter Malaysia keluar baru suporter Indonesia boleh keluar," katanya.
Baca juga: Yeyen Tumena latih timnas melawan Malaysia
Pewarta: Agus Setiawan
Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2019