Data Dinas Kelautan dan Perikanan setempat menyebutkan tingkat konsumsi ikan menunjukkan tren positif atau kenaikan dalam beberapa tahun terakhir.
"Angka konsumsi ikan Kalteng pada 2017 sebesar 47,63 per kapita per tahun di atas angka konsumsi ikan nasional sebesar 47,12 per kapita per tahun. Kemudian di 2018, mengalami kenaikan menjadi 48,19 per kapita per tahun," katanya di sela peringatan Hari Ikan Nasional (Harkannas) ke-6 tingkat provinsi dan peluncuran geoportal laut berkah di kawasan Bundaran Besar Palangka Raya.
Baca juga: Konsumsi ikan agar anak tidur nyenyak dan IQ lebih tinggi
Menurut dia capaian itu merupakan hal positif, mengingat pentingnya mengonsumsi ikan sebagai bahan pangan mengandung protein dengan kualitas tinggi.
Tentunya jika dimanfaatkan dengan baik, akan menjadi salah satu cara mencegah dan menanggulangi permasalahan gizi yang banyak dialami anak-anak, yakni stunting atau gagal tumbuh.
"Kasus stunting erat kaitannya dengan kecukupan pangan dan gizi. Jadi ikan sebagai bahan pangan yang mudah diproduksi dalam berbagai skala dan bergizi tinggi, diharapkan mampu menjadi solusi," ujarnya di sela rangkaian kegiatan Harkannas.
Kemudian terkait peringatan Harkannas, diharapkan menjadi momentum meningkatkan pengetahuan masyarakat, tentang kandungan gizi dan manfaat ikan.
Hingga pada akhirnya mampu mendorong tumbuhnya kreativitas mengolah ikan, sebagai keperluan konsumsi serta usaha kuliner yang akan menjadi sumber pendapatan keluarga, maupun mendekatkan ikan kepada masyarakat.
"Juga menjadikan ikan sebagai sumber protein yang selalu hadir dalam menu keluarga, guna mendukung upaya-upaya dalam meningkatkan produktivitas maupun daya saing Kalteng yang sehat, cerdas dan kuat," jelas Fahrizal Fitri.
Baca juga: Konsumsi ikan asin berlebihan bisa picu kanker nasofaring
Pewarta: Kasriadi/Muhammad Arif Hidayat
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019