Semua organisasi perangkat daerah (OPD) di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, wajib menyajikan minuman kopi lokal di kantornya masing-masing demi meningkatkan daya saing dan penjualan kopi lokal Kudus, kata Pelaksana tugas Bupati Kudus M Hartopo.Jika selama ini tidak menyajikan kopi, maka kami instruksikan untuk mulai menyediakan Kopi Muria
"Masing-masing OPD di Kudus memiliki anggaran untuk makan dan minum di kantornya. Jika selama ini tidak menyajikan kopi, maka kami instruksikan untuk mulai menyediakan Kopi Muria," ujarnya di Kudus, Selasa.
Ia berharap dengan adanya dukungan tersebut peminat kopi Muria di Kudus semakin meningkat.
Masing-masing OPD yang hendak menyajikan minuman kopi, kata dia, dipersilakan memilih kopi dari desa mana saja, asalkan benar-benar kopi yang ditanam oleh petani lokal Kudus.
Baca juga: Pemkab Kudus siap promosikan Kopi Muria sebagai produk unggulan
Apalagi, lanjut dia, saat ini sudah banyak petani kopi yang lebih memilih menjualnya dalam bentuk produk jadi, dibandingkan sebelumnya menjual dalam bentuk biji merah.
Selain menginstruksikan masing-masing OPD menyediakan minuman kopi di kantornya masing-masing, Pemkab Kudus juga siap memberikan pendampingan serta mengupayakan adanya bantuan peralatan untuk mendorong pelaku usaha Kopi Muria semakin berkembang dan memiliki daya saing.
Baca juga: 22 mahasiswa asing diperkenalkan Kopi Muria
Sekretaris Dinas Perdagangan Kabupaten Andi Imam Santosa mengakui siap menyediakan minuman kopi di kantornya untuk para pegawai.
Minuman yang disajikan selama ini, kata dia, sering kali minuman teh, sedangkan nantinya akan diganti dengan minuman kopi lokal Kudus.
Ia mengakui di kantornya memang tersedia anggaran untuk makanan dan minuman, sehingga nantinya bisa diarahkan untuk membeli produk kopi lokal Kudus.
Widodo, salah seorang petani sekaligus pengusaha Kopi Muria mengaku senang dengan adanya dukungan pemerintah daerah dengan menginstruksikan jajarannya menyediakan minuman kopi di kantor.
"Harapannya, kebijakan tersebut bisa menggairahkan pelaku usaha kopi karena di tingkat lokal sudah mendapatkan dukungan penuh pemerintahnya," ujarnya.
Shinta, seorang perempuan barista asal Colo, Kecamatan Dawe mengaku senang dengan adanya perhatian dari pemkab karena bisa mendorong pelaku usaha kopi Muria untuk mengembangkan usahanya.
Kegiatan festival kopi yang baru saja digelar, kata dia, juga sangat mendukung upaya pelaku usaha mempromosikan produknya kepada masyarakat.
"Tanpa ada kegiatan yang difasilitasi pemkab, tentunya pelaku usaha yang mayoritas masih baru tentunya kesulitan melakukan penetrasi pasar kopi," ujarnya.
Baca juga: Tiga pesona wisata memanen kopi di Kudus
Pewarta: Akhmad Nazaruddin
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2019