Dalam dialog agribisnis di Kampus Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Selasa, Kepala Biro Humas dan Informasi Publik, Kementan Kuntoro Boga Andri mengatakan, setiap tahunnya Indonesia kehilangan rumah tangga petani sekitar 2 persen karena beralih ke sektor lain di luar sektor pertanian.
Bahkan, tambahnya, jumlah petani yang memilih hijrah ke pekerjaan di sektor lain lebih banyak dibanding angka anak muda yang memilih untuk menekuni usaha pertanian.
"Kalau terus dibiarkan, maka target pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia pada tahun 2045 bisa jadi hanya khayalan," katanya dalam dialog bertema "Peluang Bisnis Generasi Milenial Pada Sektor Agribisnis".
Baca juga: Kementan ingatkan petani milenial kuasai teknologi pertanian 4.0
Menurut dia, satu-satunya jalan mengatasi berkurangnya jumlah petani di tanah air tersebut yakni dengan mengajak kaum milenial turut aktif di sektor pertanian.
Pada 2035, lanjutnya, 34 persen penduduk Indonesia adalah generasi milenial yang identik dengan generasi digital dan mereka dapat aktif berperan mempertahankan industri pertanian dengan memanfaatkan peluang-peluang bisnis yang dikombinasikan dengan teknologi yang berkembang saat ini.
Dalam kesempatan itu Kuntoro juga menyatakan, Kementan hingga saat ini secara konsisten pemberian insentif kepada kelompok tani maupun gabungan kelompok tani berupa sarana dan prasarana pertanian yang telah terintegrasi dalam program dan kegiatan-kegiatan Kementan.
Upaya ini untuk memberikan semangat kepada petani agar terus menjalankan atau tidak meninggalkan usaha budidaya pertanian sehingga alih fungsi lahan tidak dilakukan.
"Petani pun mendapat pendampingan dan berbagai bantuan input produksi serta jaminan harga sehingga lahan pertanian terus dijaga," tegas Kuntoro.
Baca juga: Pemerintah kirim petani milenial Aceh magang ke Thailand
Pewarta: Subagyo
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019