"Masih banyak kemiskinan di mana-mana, dampaknya banyak sekali seperti kriminalitas meningkat, konflik sosial di mana-mana, terorisme juga akarnya dari kemiskinan. Jadi kemiskinan adalah akar dari banyak masalah," kata Mensos Batubara di Minahasa Utara, Selasa.
Karena itu, Mensos mengajak semua anak bangsa harus memerangi kemiskinan secara bersama-sama.
"Jadi tidak hanya Kementerian Sosial, pemerintah provinsi, pemerintah daerah, semua yang hadir di sini dan yang tidak hadir harus sama-sama memerangi kemiskinan," ujarnya.
Baca juga: Mensos Batubara berharap TKSK mampu kurangi angka kemiskinan
Baca juga: Mensos Batubara berharap BRSPDSN Manado dimanfaatkan optimal
Baca juga: Siapa pun bisa jadi pahlawan pemberantasan kemiskinan
Tahun 2045, 100 tahun Indonesia merdeka atau 26 tahun ke depan, Presiden Joko Widodo telah mencanangkan negara Indonesia harus masuk dalam negara yang berpenghasilan tinggi.
"26 tahun dari sekarang adalah waktu yang tidak lama, mungkin sebagian dari kita sudah tidak ada lagi, tetapi kita lihat anak cucu kita menjadi bagian dari satu negara yang lebih sejahtera, dari satu negara yang lebih bahagia, dari satu negara yang lebih dipandang bangsa lain di dunia," ujarnya.
Peran mewujudkan hal itu bukan hanya tugas pemerintah pusat, pemerintah daerah akan tetapi semua harus mempunyai keinginan menjadi negara yang lebih maju, Indonesia maju.
Kemsos, memastikan semakin lama penerima bantuan sosial akan semakin sedikit, berbeda dengan program pemerintah semakin yang banyak maka program semakin sukses.
"Semakin sedikit program bantuan sosial berarti Kementerian Sosial sukses karena sudah tidak banyak lagi yang memerlukannya. Artinya, yang dulu menerima bantuan sekarang sudah graduasi menjadi keluarga-keluarga mandiri. Terima kasih kepada mantan keluarga penerima manfaat yang sudah mandiri," ujarnya.*
Baca juga: KPK minta Kemensos punya data akurat orang miskin
Baca juga: Mensos Juliari Batubara datangi Gedung KPK
Baca juga: Kemensos realisasikan Rp38 miliar dana Jadup korban bencana Sulteng
Pewarta: Karel Alexander Polakitan
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019