• Beranda
  • Berita
  • BKKBN: Kabupaten Keerom jadi proyek percontohan KB di Papua

BKKBN: Kabupaten Keerom jadi proyek percontohan KB di Papua

19 November 2019 22:31 WIB
BKKBN: Kabupaten Keerom jadi proyek percontohan KB di Papua
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo berbicara kepada wartawan usai audiensi dengan pemerintah daerah Provinsi Papua, Papua, Senin (17/11/2019). ANTARA/Martha Herlinawati Simanjuntak

kontrasepsi adalah untuk menjarakkan kelahiran anak biar anaknya berkualitas

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengatakan Kabupaten Keerom berpotensi untuk menjadi proyek percontohan kampung keluarga berencana (KB) di Papua dalam rangka memperluas pemahaman masyarakat bahwa merencanakan keluarga melalui program KB adalah penting.

"Tujuan dari kontrasepsi adalah untuk menjarakkan kelahiran anak biar anaknya berkualitas, keluarga berkualitas dan keluarga jadi sejahtera dan saya kira Keerom bisa jadi percontohan dengan situasi seperti ini saya optimis Kabupaten Keerom jadi 'pilot project' (proyek percontohan) untuk supaya kita bisa menjadi keluarga sehat sejahtera," kata Hasto dalam kunjungan kerja ke Kampung KB Warbo, Kabupaten Keerom, Papua, Senin.

Kepala BKKBN Hasto mengatakan Kabupaten Keerom berpotensi jadi proyek percontohan karena memiliki semangat untuk membangun kemandirian dan antusiasme warga setempat untuk membangun hidup yang lebih berkualitas. Untuk menjadi desa mandiri, maka pemerintah perlu membantu peningkatan pemberdayaan masyarakat setempat.

Pemerintah daerah setempat juga mendorong kemandirian desa dan peningkatan kualitas hidup masyarakat.

Baca juga: BKKBN: Program KB fokus peningkatan kualitas anak
Baca juga: BKKBN ingin rebranding KB sebagai keluarga sehat dan sejahtera


Dengan tanah yang luas di Papua, maka masyarakat setempat perlu diberdayakan agar dapat mengolah tanah mereka dengan lebih produktif sehingga meningkatkan kesejahteraan mereka. Pendampingan dan pelatihan untuk warga setempat juga diperlukan sehingga produk lokal setempat bisa berkembang dan mendorong kemajuan ekonomi di wilayah itu.

"Menekankan melalui kepala perwakilan BKKBN dan bupati bagaimana dengan pemberdayaan di sini untuk mencapai keluarga berkualitas, keluarga sejahtera itu menjadi suatu kenyataan," tutur Hasto.

Bupati Keerom M Markum menuturkan dari 91 kampung di Kabupaten Keerom, masih ada 49 kampung dengan penduduk asli Papua. Untuk sosialisasi program keluarga berencana, pemerintah kabupaten menggunakan pola pendekatan antara lain melalui tokoh atau pemimpin agama seperti pastur, pendeta ustad beserta tokoh-tokoh adat yang ada di wilayah itu.

Baca juga: Pemprov Papua apresiasi BKKBN terkait kebijakan berkearifan lokal
Baca juga: 26 ribu penyuluh KB masih dibutuhkan BKKBN


Pendekatan agama dan adat dinilai lebih efektif dibanding pendekatan lain karena agama dan adat memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat di wilayah Papua.

"Karena di sini adat itu paling menonjol sampai bapak ketua agama yang bisa masuk memberikan edukasi kepada masyarakat," tuturnya.

Terkait penggunaan kontrasepsi, Bupati Keerom menuturkan, sebagian masyarakat masih berpikir pemakaian kontrasepsi akan memusnahkan orang asli Papua.

Oleh karenanya, Markum menuturkan akan meningkatkan penyuluhan terkait program keluarga berencana agar masyarakat memiliki pemikiran dan paradigma yang benar bahwa KB bukan untuk membatasi jumlah anak melainkan meningkatkan kualitas anak dan keluarga.

Baca juga: BKKBN pendataan untuk indeks pembangunan keluarga
Baca juga: Ekspedisi DAS Kapuas diharapkan menjangkau warga hulu sungai
Baca juga: BKKBN sebut ibu kota baru akan meratakan bonus demografi

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019