Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) meningkatkan penyuluhan program Keluarga Berencana (KB) hingga pedalaman dengan memberdayakan kader-kader di daerah.Kuncinya rencanakanlah kelahiran anak itu dan jaraknya diatur agar anak kita menjadi anak berkualitas dan unggul
"Menurut saya sertifikat itu tentang kepahaman bahwa nikah dan berkeluarga itu perlu rencana, dan rencananya itu secara sosiologis, biologis, dan psikologis begini, harus komprehensif, secara religius seperti ini," kata Kepala BKKBN Hasto Wardoyo dalam kunjungan kerja di Provinsi Papua Barat, Rabu.
Ia menuturkan program KB untuk membuat keluarga sehat dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia, terutama generasi emas atau unggul dan mandiri.
Dia mengapresiasi kader-kader di daerah yang terus bergerak menyosialisasikan program KB ke kampung-kampung atau desa di pedalaman dengan segala tantangan yang ada.
"Kampung KB itu adalah kampung yang sehat dan sejahtera," ujar Hasto.
Baca juga: Konferensi internasional KB fokus bahas perbaikan kualitas SDM
Ia mengajak masyarakat berpikir secara objektif dan melihat efektivitas keluarga berencana sehingga dapat berpartisipasi menyukseskan program itu.
"Kuncinya rencanakanlah kelahiran anak itu dan jaraknya diatur agar anak kita menjadi anak berkualitas dan unggul," tuturnya.
Dia mengatakan perlu diperhatikan kemudahan warga di pedalaman dalam mengakses alat kontrasepsi dan mendapatkan sosialisasi untuk lebih memahami program KB tersebut.
"Kita itu harus menyediakan layanan sampai di ujung-ujung. Program harus sampai ke ujung. Yang kami pikirkan bersama wali kota, bupati, dan kepala dinas bagaimana alat kontrasepsi itu kalau dibutuhkan mudah diakses," tuturnya.
Baca juga: BKKBN: Bonus demografi harus jadi anugerah
Baca juga: BKKBN kekurangan 25 ribu penyuluh keluarga berencana
Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2019