Salah seorang tetangga Markino, Supoyo di Gunung Kidul, Rabu, mengatakan warga di sini sering melihat Markino melempar pisau dengan sasaran sebuah pohon pada sore hari.
Baca juga: Pascabom Medan, Kapolri: 74 terduga teroris ditangkap
Baca juga: 71 terduga teroris ditangkap Densus pascabom bunuh diri Medan
Baca juga: Densus 88 masih selidiki dana tersangka bom bunuh diri
Baca juga: Lagi, polisi tangkap terduga teroris di enam tempat berbeda
"Kami tidak menaruh curiga sama sekali. Kami kira hanya latihan bisa untuk ketangkasan," kata Supoyo.
Menurut dia, Markino cenderung tertutup, dan tidak pernah bersosialisasi dengan warga sekitar. Sejauh ini yang bersangkutan tidak pernah sosialisasi dengan warga, misalnya dalam kegiatan kerja bakti kampung tak pernah hadir.
Markino berasal dari Purworejo, Jawa Tengah. Sedangkan Istrinya asli warga Ngunut, Kecamatan Playen. Tapi sebelumnya, mereka pernah merantau ke Sulawesi, dan baru kembali saat istrinya akan melahirkan.
"Markino dan keluarganya pergi ke Sulawesi sekitar 10 tahunan. Dia tinggal di sini itu sejak anaknya lahir," katanya.
Dengan keganjilan ini, warga sekitar sebetulnya telah mencurigainya. Bahkan salah seorang tokoh masyarakat pernah menasihati.
"Sebagai masyarakat biasa, kami tidak bisa berbuat apa-apa," katanya.
Sebelumnya, Tim Densus 88 Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta menggrebek sebuah rumah milik M(37) di Dusun Ngunut Tengah RT 12/RW02, Desa Ngunut, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunung Kidul.
Informasi yang berhasil dihimpun, terduga teroris berinisial Markino (37) ditangkap oleh Tim Densus 88 sekira pukul 08.00 WIB. Saat ini rumah terduga pelaku sedang dilakukan penggeledahan berupa barang bukti lain, sementara untuk pelaku telah diamankan.
Kepolisian memasang garis polisi sekitar 200 meter. Dari kejauhan tampak sejumlah petugas melakukan penggeledahan. Sekitar pukul 12.00 WIB terdengar suara letusan. Beberapa polisi berpenutup wajah tampak di sekeliling rumah.
Pewarta: Sutarmi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019